Simak, Pidato Kenegaraan Terakhir Presiden Jokowi Terkait RUU APBN dan Nota Keuangan Tahun 2025

August 16, 2024

BRIEF.ID – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan terakhir terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN dan Nota Keuangan Tahun 2025 pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2024 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Dalam pidato yang menjadi agenda rutin Kepala Negara sehari menjelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI di hadapan anggota MPR/DPR/DPD, Jokowi membeberkan pencapaian Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, hingga pembagunan infrastruktur.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menitipkan pesan agar ke depan peran APBN harus terus dimanfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan, sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap.

Berikut isi pidato lengkap Presiden Jokowi pada Sidang Paripurna DPR RI Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2024-2025.

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. (HC) K.H. Ma’ruf Amin.

Yang saya hormati Ibu Dr Puan Maharani, Ketua DPR RI, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Yang saya hormati Bapak Dr Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI, beserta para Pimpinan dan Anggota Majelis Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Yang saya hormati Bapak La Nyalla Mattalitti, Ketua DPD RI, beserta pata pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Lembaga-Lembaga Negara.

Yang saya hormati Bapak Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto, Presiden terpilih Republik Indonesia.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, dan kepala lembaga pemerintahan.

Bapak Ibu, sebangsa setanah air, para hadirin yang saya muliakan

Kita patut bersyukur. Sebagai bangsa yang tangguh, Indonesia mampu menghadapi tantangan yang sangat berat selama 10 tahun terakhir, mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang dan berbagai ancaman krisis, serta perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana. Alhamdulillah, walau diterpa banyak tantangan dan ketidakpastian, kondisi politik dan ekonomi kita tetap stabil, bahkan mampu tumbuh secara berkelanjutan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4%. Penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024. Rasio utang kita juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN. Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70%, mencapai 250 miliar dolar AS di tahun 2023. Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat dan Neraca dagang selalu mencatat surplus selama 51 bulan terakhir.

Indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8% di tahun 2024. Tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03% di tahun 2024. Angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83% di tahun 2024.

Selain itu, kita juga telah merasakan kemajuan pembangunan infrastruktur yang Indonesiasentris. Mulai dari jalan tol dan jalan nasional, bendungan dan irigasi, pelabuhan dan bandara, pembangunan IKN Nusantara, dan masih banyak lainnya.

Kita juga bekerja keras untuk membangun SDM yang unggul, berdaya saing, produktif, dan inovatif melalui reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial.

Bantuan pendidikan terus diberikan untuk masyarakat miskin dan rentan. Program Indonesia Pintar untuk pendidikan sekitar 20 juta siswa per tahun. Program KIP Kuliah dan Bidik Misi untuk pendidikan 1,5 juta mahasiswa. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pendidikan sekitar 45 ribu mahasiswa.

Selain itu, upaya perbaikan di sektor kesehatan juga menunjukkan hasil yang baik. Angka kematian bayi turun dari sebelumnya 27 per seribu kelahiran menjadi 17 per seribu kelahiran di tahun 2023. Angka prevalensi stunting turun dari 37 % menjadi 21,5% di tahun 2023.

Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meningkat dari sebelumnya 133 juta menjadi 273 juta di tahun 2024. Di mana separuh dari jumlah tersebut adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah.

Ketua, Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya muliakan,

Ke depan, peran APBN harus kita manfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap, yaitu dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Sehingga, penyusunan RAPBN 2025 didasarkan pada asumsi dasar sebagai berikut. Inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5%. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2%, dan arena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik sehingga daya beli masyarakat akan dijaga ketat, dengan pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bansos dan subsidi.

Pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produk-produk yang bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh insentif fiskal yang kompetitif dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp16.100 per dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1%. Pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan berada pada 82 dolar AS per barel. Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Pages: 1 2

No Comments

    Leave a Reply