BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia telah memasuki babak baru negara industri melalui pembangunan smelter untuk pengolahan sumber daya mineral.
Pernyataan itu, disampaikan Jokowi saat meresmikan fasilitas injeksi bauksit perdana smelter grade alumina refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumia Indonesia, di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).
“Ini merupakan jejak-jejak industrialisasi, dimulainya industrialisasi di negara kita Indonesia,” kata Jokowi dalam sambutannya pada acara tersebut.
Injeksi bauksit perdana SGAR milik PT Borneo Alumina Indonesia berkapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp16 triliun.
Proyek tersebut akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang diproduksi PT Aneka Tambang dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Presiden menyampaikan, kehadiran smelter milik sejumlah perusahaan pertambangan di dalam negeri, menjadi fasilitas industri yang dapat digunakan untuk memproses bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam.
Sebelumnya, pada Senin (23/9/2024), Presiden Jokowi telah meresmikan dua smelter tembaga dan pemurnian logam mulia, yang diharapkan dapat mendorong hilirisasi pertambangan di Indonesia.
Kedua smelter yang diresmikan adalah milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan nilai investasi Rp21 triliun, dan milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp56 triliun.
Adapun kapasitas dan Fitur Smelter PT Amman Mineral dibangun pada lahan seluas 272 hektare dan berlokasi sekitar 1,5 kilometer dari Pelabuhan Benete.
Smelter tersebut memiliki kapasitas pengolahan 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun yang dipasok dari tambang Batu Hijau dan Elang, serta mengolah 139 ribu ton fluks silika per tahun.
Produk utama dari smelter PT Amman adalah 220.000ton katoda tembaga LME Grade A dengan kemurnian 99,99% setiap tahun, serta 830.000 ton asam sulfat dengan kemurnian 98,50%.
Sedangkan fasilitas smelter milik Freeport di Gresik, Jawa Timur, akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua, menghasilkan 900.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, serta 210 ton perak.
Diperkirakan smelter Freeport tersebut akan berkontribusi menambah pendapatan negara hingga Rp80 triliun dari berbagai sumber, termasuk dividen, royalti, pajak daerah, hingga pajak ekspor.
No Comments