Jakarta – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mendukung strategi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk untuk fokus memperkuat bisnis di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena memiliki multiplier effectdan jangkauan luas guna menggencarkan inklusi keuangan.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keynote speech di acara BRI Group Economic Forum 2020 yang bertema “ Indonesia’s Economic Resilience to Weather Global Economic Slowdown,” di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus mencari titik keseimbangan antara mendorong dan mendukung ekonomi dan kemajuan sosial, tetapi pada saat yang sama harus menjaga kesehatan dan sustainability APBN 2020.
“Artinya seperti yang Pak Sunarso [Dirut BRI] katakan fokus kita ke UMKM. Itu the right focus, secara tradisional BRI kuat di situ [sektor UMKM], dan penetrasi di level masyarakat bawah menjadi fokus pemerintah untuk intervensi. Di sinilah kita membutuhkan tangan-tangan seperti BRI,” ujar Sri Mulyani dalam pidatonya.
Sri Mulyani menegaskan bahwa pihaknya berharap kepada BRI, yang memiliki daya jangkau luas ke masyarakat, ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan di Indonesia. Ini mengingat masih ada bagian dari masyarakat Indonesia yang belum tersentuh oleh layanan keuangan modern.
“Dibutuhkan mindset dan bisnis model yang berbeda untuk fokus [sektor UMKM]. Karena Pak Sunarso pernah di Pegadaian, saya tidak perlu mengajari, [sektor UMKM] sudah ada di DNA-nya, kalau DNA CEO sudah punya, tinggal SDM mengikutinya,” jelas Sri Mulyani.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan penyaluran kredit perseroan sepanjang 2019 lalu mayoritas ke sektor UMKM dan tentunya ke depan BRI akan tetap fokus ke sektor tersebut.
“Sekarang sudah turun juga porsi korporasinya dan porsi UMKM kita [BRI] sudah 78%. Tahun depan kami ingin lebih tinggi dari angka tersebut dan target di tahun 2022 mencapai 80%,” kata Sunarso.
Hingga akhir 2019, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp907,4 triliun, tumbuh 8,3% secara year on year (YoY). Angka pertumbuhan kredit Bank BRI tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh 6,08%.
“Untuk 2020 kami targetkan pertumbuhan kredit 10%-11%. Kami fokus ke UMKM utamanya segmen mikro. Kami pacu pertumbuhan lebih cepat,” jelas Sunarso.
Pertumbuhan kredit pada segmen mikro menjadi salah satu penyokong utama kinerja BRI sepanjang 2019. Sunarso mengungkapkan penyaluran kredit mikro yang pada 2019 lalu tumbuh double digit12,19%, menjadi salah satu faktor utama pendukung pertumbuhan kredit perseroan.
Selain tumbuh positif di atas rata-rata industri, BRI juga mampu menjaga kualitas kredit di level ideal yakni non-performing loan (NPL) 2,8% dengan NPL coverage mencapai 153,64%.
Sepanjang tahun lalu, Bank BRI membukukan laba sebesar Rp34,41 triliun, tumbuh 6,2% secara YoY. Sementara aset BRI tercatat Rp1.416,8 triliun, tumbuh 9,2% yoy.
“Prinsipnya, kami mengadakan acara ini ingin mendapat sinyal yang akan dijadikan panduan untuk mengelola kinerja keuangan secara hati-hati, itu yang paling penting. Ini pasti terkait bagaimana kami menetapkan target pertumbuhan sepanjang tahun. Kami harus tetap optimis untuk mengelola segala macam tantangan dan lainnya,” tutup Sunarso.