BRIEF.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut karena dampak dari panen raya.
Pada Agustus 2024, Indonesia tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03%. Secara tahunan atau year-on-year (yoy), inflasi tercatat sebesar 2,12%dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,06.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan musim panen raya menyebabkan pasokan bahan pangan melimpah, sehingga harganya turun di pasaran.
“Deflasi yang terjadi terutama disebabkan penurunan harga pangan seperti produk hortikultura dan peternakan,” kata Pudji, dalam konferensi pers, Senin (2/9/2024).
Dia menjelaskan, bawang merah hingga telur ayam ras menjadi penyumbang utama deflasi pada Agustus 2024. Bawang merah memberikan andil deflasi sebesar 0,08%, daging ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,03%, dan telur ayam ras 0,02%.
Menurut Pudji, komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras terus menunjukkan tren deflasi sejak Juni 2024, sementara tomat telah menunjukkan tren deflasi sejak Mei 2024.
Dia menampik deflasi yang terjadi akibat pelemahan daya beli masyarakat. Menurut dia, hal itu harus dikaji lebih lanjut, karena perlu dukungan data empiris.
“Saya tegaskan kembali bahwa fenomena deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply, artinya masih terjadi di sisi penawaran. Jika hal ini dihubungkan dengan daya beli masyarakat, maka kita perlu kaji lebih lanjut untuk bisa membuktikan asumsi tersebut,” ujar Pudji.
Menurut dia, fenomena deflasi yang terjadi selama 4 bulan berturut-turut tahun ini bukan pertama kali terjadi. Pasca krisis finansial Asia tahun 1997, Indonesia pernah mengalami deflasi selama 7 bulan berturut-turut yakni Maret 1999 sampai September 1999.
“Saat itu, deflasi lebih diakibatkan depresiasi nilai tukar serta penurunan harga beberapa jenis barang,” ungkap Pudji.
Selanjutnya, Indonesia juga pernah mengalami deflasi pada Desember 2008 hingga Januari 2009 selama masa krisis finansial global. Saat itu, deflasi terjadi karena penurunan harga minyak dunia dan permintaan domestik yang melemah.
Kemudian, Indonesia juga kembali mengalami deflasi selama 3 bulan berturut-turut yakni Juli 2020 sampai dengan September 2020. Deflasi dipicu oleh empat kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga, yaitu makanan minuman dan tembakau, pakaian dan alas kaki, transportasi, serta informasi komunikasi dan jasa keuangan.
No Comments