Bacawapres Mahfud MD: Guru Ngaji, Marbot, dan Ustad Harus Hidup Sejahtera

December 6, 2023

BRIEF.ID – Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3,  Mahfud MD menyatakan, para guru ngaji, marbot, dan ustad harus hidup sejahtera. Selama ini, para guru ngaji, marbot, dan ustad mendapat honorarium di bawah standar Upah Minimum Regional (UMR), bahkan banyak di antaranya yang tidak digaji.

Alhamdulillah,  kita punya dana, yang jumlahnya mencapai Rp 128 triliun. Tinggal bagaimana mengaturnya untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, marbot, dan ustad,” kata Mahfud saat bersilaturahmi dengan para ulama dan habaib se-DKI Jakarta di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2023).

Hadir pada acara silaturahmi, di antaranya,  KH Husni Mubarok, KH Lutfhi dari Forum Betawi Rembug (FBR), KH  Imam Pituduh, KH Fahmi Amrullah Hadziq dari Tebuireng, Gus Rofiuddin, hingga Habib Abdul Khoir Al Haddad. Para ulama dan habaib secara terbuka mendukung Pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Mahfud mengungkapkan, agama Islam yang lahir di Mekkah  tumbuh subur di Nusantara.

“Majelis taklim tumbuh  di desa-desa hingga kota-kota. Kita bangga ada  majelis ilmu di mana-mana. Islam secara sosial, amat bagus di Indonesia, kita menyaksikan ada pesantren dan macam-macam yang dikelola dengan baik oleh takmir masjid,” tuturnya.

Menurut Mahfud, pasangan Ganjar-Mahfud  mempunyai  program untuk meningkatkan kesejahteraan pesantren, dewan kesejahteraan Masjid, dan ustad-ustad guru ngaji.

“Kebijakan yang sudah ada kita akan teruskan.  Ada UU Pesantren dan Hari Santri Nasional. Itu melengkapi mozaik ke-Indonesiaan kita. Dan, bentuk pengakuan peran santri dan pesantren, kita akan berikan perhatian lebih,” tuturnya.

Tanggung Jawab Moral

Mahfud yang kini  menjabat Menko Polhukam, mengungkapkan,  guru ngaji, marbot,  ustad, dan pekerja di Masjid lainnya harus  mendapatkan honorarium layak. Saat ini, lanjutnya, gaji guru ngaji rata-rata menerima honorarium sebesar Rp 200 ribu per bulan, yang dibayarkan setiap enam bulan. Bahkan, ada yang hanya menerima honorarium Rp 75 ribu per bulan.

Di Provinsi Aceh, lanjutnya, marbot dan guru ngaji  tidak digaji, namun mereka tetap tekun mengabdi. Jumlah marbot dan guru ngaji di Aceh, sekitar 1.500 orang, dimana 65% tidak memiliki  pekerjaan tetap,  petani, dan pedagang sehingga pendapatnya jauh di bawah UMR.

“Saya bersama Pak Ganjar akan meningkatkan bantuan pesantren  yang lebih adil dan merata, khususnya pesantren yang kecil-kecil. Ini akan kita atur kembali. Program penyetaraan untuk guru-guru madrasah. Penyeteraan institusinya, dan guru-gurunya. Sudah ada, tapi strateginya harus diperbaiki supaya guru madrasah yang disertifikasi, tetap bertugas di madrasah dan pesantren, supaya tidak pergi ke pendidikan negeri,” paparnya.

Ia mengatakan, Pasangan Ganjar-Mahfud, juga akan membangun ekosistem yang mempersiapkan santri yang menjadi ilmuwan, usahawan dan entrepreneur. Sebab, banyak santri keren, tetapi usaha sendiri bukan by design.

“Nah itu semua yang akan kita design agar para santri mempunyai kesempatan. Agar produk pesantren yang unggul semakin banyak. Go internasional bukan karena usaha pribadi, tapi disiapkan,” tegasnya.

Dikatakan, tenaga pekerja dari pesantren lebih punya tanggung jawab moral. Sebab, sejak masuk sudah dididik jangan rakus dan makan hak orang lain, dan nilai kepesantrenan lainnya.

Mahfud juga akan menata Mahad Aly, semacam perguruan tinggi di pondok pesantren. Padahal, banyak ilmuwan dan ahli yang lahir dari institusi pendidikan tinggi pesantren ini.

“Saya ketemu KH. Afifuddin Muhajir di Situbondo, ahli fiqh siyasah, dia menguasai kitab-kitab hebat. Dia pendiri Mahad Aly, tetapi tidak disertifikasi padahal melahirkan lulusan-lulusan yang hebat-hebat,” ungkapnya.

Nah soal Mahad Aly, program pasca sarjana dan perguruan tinggi akan seperti apa? Diakreditasi Kemenag tapi tak disertifikasi Pemerintah. Padahal ini jauh lebih hebat dari yang umum. Kita akan taya kembali,” ujarnya.

Mahfud berterima kasih kepada Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang telah memfasilitasi pertemuan dengan berbagi ulama dan habaib.

“Anda percaya nggak, Pak Hary Tanoesoedibjo sungguh-sungguh? Kenapa yang dikumpulkan pimpinan pesantren, DKM, guru madrasah, apa keterikatannya dengan Pak Hary Tanoesoedibjo?” tanya Mahfud.

Pertama, berkaitan ke-Indonesiaan. Kedua, yang pasti, puji Mahfud, Pak Hary Tanoesoedibjo  konsen terhadap keummatan dan punya hubungan erat dengan umat Islam di Indonesia.

“Pak Hary Tanoesoedibjo adalah pembina Persatuan Islam Tionghoa di Surabaya, pembina senior Masjid Ceng Ho,” tuturnya.

No Comments

    Leave a Reply