Makanan Khas Yogya, Manjakan Lidah Saat Sahur dan Buka Puasa

April 5, 2023

BRIEF.ID –  Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata yang ramai pengunjung dari berbagai daerah di Tanah Air. Selain memiliki lokasi  menarik untuk dikunjungi, sejumlah makanan khas Yogyakarta juga sayang  dilewatkan, apalagi disaat bulan Ramadan.

Salah satu makanan yang populer adalah Gudeg. Makanan ini memiliki cita rasa manis dan gurih yang menggoyang lidah. Selain itu, ada juga Sate Klatak, Sate Kere, Bakmi Jawa, Tengkleng Gajah,   Bakpia, masih banyak lagi.

1.GUDEG

Gudeg adalah menu khas yang dibuat  dari nangka muda yang dimasak menggunakan santan dalam waktu yang cukup lama. Dengan rasa yang cenderung manis,  menjadikan Gudeg digemari banyak orang.

Makanan khas Yogyakarta yang wajib disantap saat berbuka puasa  ini, biasanya dimakan bersama nasi dan disajikan dengan kuah santan kental atau areh, ayam kampung, telur, tahu, dan sambal goreng krecek.

Meski berasal dari Yogyakarta, tetapi sejumlah kota di Jawa Tengah dan beberapa wilayah Indonesia lainnya, juga sudah banyak memproduksi Gudeg, salah satunya adalah kota Solo.

2.SATE KLATAK

Banyak yang mengira  Sate Klatak adalah sate katak, karena namanya yang memang terdengar seperti katak. Padahal, sate ini dibuat dari daging kambing yang dibumbui sejumlah rempah, kemudian ditusuk menggunakan jeruji besi,  bukan tusuk sate biasa yang terbuat dari bambu.

Sate klatak merupakan makanan khas Yogyakarta yang unik karena menggunakan jari–jari roda sepeda untuk tusukannya. Tidak sembarangan asal pakai, jeruji besi dipilih karena dianggap mampu menghantarkan panas dengan baik. Dengan begitu, saat proses pembakaran sate bagian dalam daging juga matang sempurna.

Keunikan lain  Sate klatak adalah bumbu yang digunakan. Jika sate daging umumnya dibumbui  aneka rempah, sate klatak hanya diberi garam dan sedikit ketumbar. Sate Klatak biasanya disajikan bersama dengan nasi, kuah gulai atau kecap dan potongan cabai rawit.

3. TENGKLENG GAJAH

Tengkleng Gajah  adalah sejenis sup dan gulai berisikan daging, jeroan dan tulang kambing.

Nama Tengkleng Gajah merujuk pada ukuran atau porsi penyajiannya yang besar, sehingga disebut  porsi gajah. Makanan khas Yogyakarta yang satu ini merupakan olahan tulang daging kambing, yang mempunyai ukuran besar sehingga dijuluki sebagai tengkleng gajah.

Tulang kambing yang disajikan pada tengkleng juga masih menempel di beberapa daging dan sumsum yang tersembunyi di dalam tulang. 

4.OSENG MERCON

Tidak selamanya berbuka puasa dengan makanan yang manis. Penggemar kuliner pedas  tidak salahnya mencoba Oseng-oseng Mercon sebagai santapan berbuka puasa.

Nama oseng mercon dipakai karena makanan ini mempunyai tingkat kepedasan yang luar biasa seakan meledak di mulut saat memakannya.

Oseng Mercon  merujuk pada hidangan berbahan dasar tetelan daging sapi atau koyor, yang dimasak dengan cara dioseng alias ditumis. Tetelan sapi itu kemudian dibumbui berbagai rempah dan diamoniasi cabai rawit, sehingga memberikan cita rasa yang sangat pedas.

5.BAKPIA

Bakpia pathuk merupakan makanan khas Yogyakarta yang menjadi incaran  banyak wisatawan. Bakpia pathuk menjadi salah satu makanan legendaris Yogyakarta yang dijadikan sajian  berbuka puasa.

Rasanya yang manis dan teksturnya yang krispi menjadikan bakpia menjadi kuliner yang banyak digemari. Banyak varian rasa bakpia seperti kacang hijau, cokelat, keju, dan durian.

Menikmati bakpia dengan secangkir teh akan menambah kehangatan saat berbuka puasa atau sahur. 

6. MIE LETHEK

Mie lethek biasanya diolah menjadi mie rebus atau mie goreng. Menu ini biasanya disajikan bersama telur bebek atau telur ayam kampung, suwiran ayam dan sejumlah sayuran. Makanan ini dapat dimakan sebagai campuran nasi agar lebih kenyang.

Pada tahun 2019, Mie Lethek khas Yogyakarta telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)  oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Republik Indonesia.

7. WEDANG RONDE

Selain Wedang Uwuh, minuman khas Yogyakarta yang tidak kalah berkhasiat untuk kesehatan adalah Wedang Ronde.

Wedang Ronde sebenarnya berasal dari daratan Tiongkok, yang dikenal dengan sebutan  Tangyuan. Seiring bergulirnya waktu, Tangyuan mengalami perubahan dan penyesuaian dengan budaya Jawa.

Bahan utama Wedang Ronde atau Tangyuan adalah bola–bola dari tepung ketan yang diisi kacang, lalu dimasak dan diseduh bersama air jahe. Tidak lupa juga tambahan candil, kacang, dan potongan roti ikut masuk memberi rasa unik dan hangat untuk wedang ronde ini. Wedang Ronde  paling enak kalau disantap saat sahur atau berbuka puasa.

No Comments

    Leave a Reply