BRIEF.ID – Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda Citra Yusgiantoro mengatakan, sektor energi di Indonesia perlu direformasi untuk mengatasi tantangan kebutuhan energi yang terus meningkat, memperkuat ketahanan energi, dan memenuhi tuntutan keberlanjutan.
Pada tahun depan, pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%. Namun, pada Semester I-2024, realisasi energi baru terbarukan hanya sekitar 13%.
“Ini menunjukkan masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan. Tantangan ini dimulai dari kendala kebijakan, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan kapasitas teknis, dan tenaga kerja terampil serta dukungan pendanaan energi terbarukan,” kata Filda pada Press Briefing di Gedung PYC, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Pada kesempatan itu, para peneliti PYC, yang terdiri atas Massita Ayu Cindy, Akhmad Hanan, Felicia Grace, dan Michael Surya Prawira memaparkan tentang hasil penelitian bertajuk “Reformasi Sektor Energi Indonesia untuk Mendukung Transisi Energi dan Ketahanan Ekonomi.”
Filda mengungkapkan, pada era globalisasi yang semakin kompleks saat ini, tantangan di sektor energi juga makin beragam. Indonesia, lanjutnya, dihadapkan pada lonjakan permintaan energi seiring pesatnya perkembangan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk.
“Saat ini, sektor energi nasional masih bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang mendominasi bauran energi. Ketergantungan ini dapat menimbulkan risiko bagi ketahanan energi dan menyulitkan Indonesia dalam memenuhi komitmen lingkungan,” jelas dia.
Isu lainnya yang juga masih menjadi hambatan dalam proses transisi energi adalah inkonsistensi penerapan kebijakan dan lemahnya koordinasi lintas sektor dan juga koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
No Comments