Dinamika Industri Kian Menantang, BRI Finance Siapkan SDM Mampu Bertransformasi & Agile

December 15, 2023

BRIEF.ID – PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) terus berupaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap bertransformasi dan agile. Harapannya dapat merealisasikan pertumbuhan kinerja berkelanjutan di tengah dinamika industri yang menantang di era digitalisasi.

Direktur Manajemen Risiko BRI Finance yang membidangi SDM, Ari Prayuwana mengatakan iklim bisnis layanan jasa keuangan khususnya sektor multifinance akan selalu dihadapkan pada kondisi yang menantang di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi. Selain itu, era digitalisasi memberikan tantangan dan peluang besar  di sektor pembiayaan.

Oleh karena itu, SDM berkualitas perlu dipersiapkan agar mampu bertransformasi dan agile dalam menghadapi berbagai kondisi dan tantangan. Hal itu tak terlepas dari aspirasi besar perseroan untuk menjadi perusahaan pembiayaan terdepan dan terintegrasi. 

“Salah satu aspek yang penting untuk membentuk SDM yang agile dan adaptif adalah mengembangkan mindset pembelajar di seluruh pekerja. Yaitu sebuah mindset yang mendorong individu untuk dapat secara terus menerus berkembang dan mempelajari hal baru, serta menggunakan berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah yang komplek,” ujarnya.

Menurut Ari, langkah-langkah yang dijalankan BRI Finance untuk menumbuhkan hal tersebut, antara lain pemberian berbagai program pendidikan dan pengembangan kompetensi yang sistematis, baik melalui on the job learning, coaching, maupun pendidikan formal. Kemudian, fasilitas yang mendukung pengembangan SDM harus memadai bagi pekerja.

Di mana pekerja dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja melalui platform e-learning. Perseroan juga secara proaktif memberikan penugasan kepada pekerja dalam konteks pengembangan kompetensi, bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Kemudian Perseroan mendorong tumbuhnya inovasi dari pekerja dengan memberikan otonomi yang cukup dalam pengembangan proses bisnis di masing-masing fungsi.

Dia lanjut menjelaskan bahwa untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan SDM pun harus produktif dan memiliki engagement yang tinggi. Untuk itu BRI Finance menjalankan beberapa poin strategi pengelolaan SDM.

“Pertama, penyusunan pola pengembangan karier pekerja yang atraktif. Kami menyiapkan kebijakan pengelolaan karier yang dapat memberikan kesempatan yang besar kepada top performer untuk mendapatkan akselerasi pengembangan karier ke level yang lebih tinggi di Perusahaan. Kedua, pemberian reward yang kompetitif dan ketiga, program pengembangan kompetensi yang sistematis. Perseroan memberi kesempatan yang luas bagi pekerja dalam rangka pengembangan individu sejalan dengan strategi pertumbuhan berkelanjutan dari Perseroan, ,” kata Ari.

BRI Finance memberikan kesempatan yang luas bagi karyawan untuk mendapatkan berbagai program pengembangan kompetensi dalam rangka pengembangan individu yang sejalan dengan strategi pertumbuhan Perusahaan ke depan.

Faktor Fundamental, Internalisasi & Tantangan Terbesar

Secara fundamental, BRI Finance pun secara berkesinambungan melakukan upskilling maupun reskilling. Kompetensi pekerja yang dikembangkan mencakup hard competencies yang bersifat teknis dan juga soft competencies yang lebih memfokuskan pada perilaku termasuk kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan Pekerja dalam hal pengembangan karier di bidang lain sesuai kebutuhan Perusahaan.

“Dengan kombinasi tersebut, diharapkan SDM di BRI Finance tidak hanya memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan, namun juga mampu mendorong inovasi untuk pertumbuhan perusahaan,” tutur Ari.

Selain itu, pengembangan SDM BRI Finance juga terus dilakukan melalui internalisasi core values perusahaan. Hal itu mengacu pada core values Bank BRI sebagai induk dan juga BUMN yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

Kemudian agar penguatan SDM terinternalisasi dengan budaya kerja secara menyeluruh, Perseroan membangun komunikasi dan tone from the top yang konsisten. Di mana peran top management dan manajer lini menjadi sangat krusial sebagai role model memperkuat budaya dan perilaku seluruh pekerja.

Dalam hal ini berbagai kanal komunikasi juga dioptimalkan untuk mendukung upaya tersebut, seperti briefing pagi, townhall meeting, forum peningkatan kinerja, pelaksanaan culture activation program dan lain-lain.

“Integrasi budaya kerja lainnya adalah memasukkan aspek perilaku yang sejalan dengan core values sebagai pelengkap performance indicator dalam proses penilaian kinerja pekerja. Selain itu memasukkan aspek budaya kerja sebagai salah satu materi pembelajaran dalam program pendidikan wajib bagi pekerja baru (induction training), serta melakukan program refreshment secara berkala,” paparnya.

Ari lanjut menjelaskan bahwa upaya-upaya strategis tersebut dilaksanakan agar mampu menjawab tantangan besar di bidang SDM di era disrupsi digital.

“Dengan perencanaan SDM jangka panjang dan tepat (strategic workforce planning). Perencanaan SDM perlu mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya business process reengineering, penciptaan source of income baru yang berbasis digital, ataupun kemungkinan hilangnya suatu jabatan / munculnya jabatan-jabatan baru akibat digitalisasi yang dilakukan. Penguatan aspek-aspek pengelolaan SDM lainnya, seperti rekrutmen dan pendidikan pekerja dapat dilakukan dengan lebih efektif, untuk mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan,” pungkasnya.

No Comments

    Leave a Reply