BRIEF.ID – Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan buku “Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan” pada penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali.
Peluncuran buku “Citarum Harum” yang hadir dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, menjadi tonggak bersejarah dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya dalam merehabilitasi Sungai Citarum yang selama ini menjadi salah satu sungai terpenting di negeri ini.
“Buku ini menjadi dokumentasi penting sebagai showcase yang menggambarkan capaian program Citarum Harum dan menjadi upaya berkelanjutan untuk merehabilitasi dan melestarikan Sungai Citarum,” kata Luhut melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Sungai Citarum adalah sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat yang membentang sepanjang 297 kilometer. Hulu Sungai Citarum berada di Situ Cisanti di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Di lokasi yang dijuluki titik kilometer nol Sungai Citarum itu, terdapat 7 mata air yang membentuk bagian hulu Sungai Citarum, yaitu mata air Citarum, Cikoleberes, Cikahuripan, Cihaniwung, Cisadane, Cikawudukan, dan Cisanti.
Menurut Luhut, buku “Citarum Harum” merupakan dokumentasi komprehensif dan informatif tentang upaya mengubah wajah Sungai Citarum, dari yang kotor dan tercemar menjadi lebih bersih.
“Perubahan ini tidak akan terjadi tanpa kekuatan politik pemerintah yang kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Aksi Terpadu dengan target yang jelas dan kepemimpinan yang tegas serta monitoring dan evaluasi rutin,” ungkap Luhut.
Lebih lanjut dikatakan, buku “Citarum Harum” juga mendokumentasikan upaya komprehensif dan transformatif sejak tahun 2018 di bawah arahan Presiden Joko Widodo untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
“Buku itu memaparkan strategi dan tindakan kolaboratif yang telah berhasil mengubah kondisi Sungai Citarum dari sangat tercemar menjadi lebih bersih dan sehat. Keberlanjutan dalam menjaga Citarum memerlukan komando dan master plan yang dapat diterapkan juga pada DAS lainnya,” lanjutnya.
Sementara itu Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, menyampaikan, tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan masalah air sendirian, dibutuhkan kerja sama lintas sektoral, lintas negara, dan lintas generasi untuk mencapai keberhasilan yang kita harapkan.
“Kami Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus menjaga Citarum Harum dan tentunya Kami pun berharap program ini bisa direplikasikan pada sungai-sungai lainnya,” kata Bey.