BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) menyatakan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2024 sebesar US$ 4,42 miliar, meningkat dibandingkan surplus pada Oktober 2024, yange mencapai US$ 2,48 miliar.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), BI menilai bahwa surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Disebutkan, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas November 2024 mencapai US$ 5,67 miliar, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar US$ 4,80 miliar.
Perkembangan tersebut sejalan dengan kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai US$ 22,69 miliar. Kinerja positif ekspor nonmigas didukung ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti nikel dan barang daripadanya, maupun ekspor produk manufaktur seperti besi dan baja serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi sebesar US$ 1,25 miliar pada November 2024 sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor migas. (nov)