BRIEF.ID – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) setuju membagikan dividen tunai sebesar US$34,65 Juta dari laba bersih 2024.
Dalam RUPST yang digelar di Jakarta, Jumat (16/5/2025), pemegang saham INCO menyetujui rasio dividen atau dividend payout ratio sebesar 60% dari laba bersih tahun buku 2024, yang mencapai US$57,76 juta.
Plt. Presiden Direktur INCO, Bernardus Irmanto, menyampaikan dengan demikian rasio sebesar 60% dari laba bersih tahun buku 2024, maka total dividen tunai yang akan dibagikan perseroan sebesar US$34,65 juta.
Mengenai besaran dividen tunai yang mencapai 60% dari total laba bersih tahun buku 2024 perseroan, Bernadus menyampaikan, hal itu telah diperhitungkan dengan pembiayaan proyek, dan efisiensi yang dilakukan.
“Kita mengakui berada dalam fase ketidakpastian dalam industri nikel tapi kita mau menunjukkan, kemajuan proyek itu terjadi di Vale, kita punya ruang kemudian untuk membayarkan dividen,” kata Bernadus.
Terkait dengan itu, lanjutnya, pembayaan dividen bisa dilakukan lewat upaya efisiensi pada anggaran modal yang dialokasikan, sehingga tidak menganggu kelangsungan proyek strategis yang tengah dikerjakan perseoan.
Dia mengungkapkan, harga nikel setahun terakhir berada dalam tren melandai, dan terus berlanjut hingga awal tahun ini. Meski demikian, dari efisiensi yang dilakukan perseroan, ada ruang untuk membayar dividen tanpa menimbulkan risiko untuk esekusi proyek selanjutnya.
“Nanti dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang terdaftar di Daftar Pemegang Saham pada 28 Mei 2025 (recording date) dan tanggal pembayaran pada 16 Juni 2025,” ungkap Bernadus.
Adapun sisa keuntungan bersih INCO akan dicatat sebagai laba yang tertahan untuk mendukung kelanjutan proyek strategis perseroan.
Seperti diberitakan sebelumnya, INCO membukukan laba US$57,76 juta atau sekitar Rp935,71 miliar sepanjang 2024, lebih rendah 78,94% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$274,33 juta.
Penurunan tajam ini terjadi seiring dengan melemahnya pendapatan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan nikel tersebut. Pendapatan INCO pada 2024 tercatat US$950,38 juta, atau turun 22,87% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$1,23 miliar.
Meski pendapatan anjlok lebih dari 22%, beban pokok pendapatan hanya turun 4,86% menjadi US$ 842,16 juta, menyebabkan laba kotor INCO menyusut tajam sebesar 68,81% dari US$ 347,02 juta menjadi US$ 108,22 juta pada 2024.
Selain itu, beban usaha meningkat drastis 72,68% menjadi US$ 38,25 juta, semakin menekan laba usaha yang anjlok 78,87% menjadi US$ 63,82 juta.
Seiring dengan penurunan laba bersih, laba per saham INCO pun merosot dari US$0,0276 atau setara Rp453,84 pada 2023 menjadi US$0,0056 atau sekitar Rp92,08 pada 2024 (kurs rupiah hari ini). (jea)