BRIEF.ID – Per Mei 2024, Bob Tyasika Ananta resmi ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menggantikan Hery Gunardi, yang ditunjuk menjadi Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Penunjukan Bob merupakan langkah strategis untuk menjaga kesinambungan dan stabilitas kepemimpinan di tubuh BSI.
Bob bukan orang baru di industri keuangan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BSI sejak tahun 2022, dan memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia perbankan. Kariernya dimulai di Bank BNI, termasuk pengalaman internasional di BNI London, yang memperkuat ketertarikannya pada sistem keuangan syariah.
Penunjukan Bob sebagai Plt Dirut memperkuat harapan kesinambungan transformasi BSI sebagai bank syariah modern yang inklusif, inovatif, dan kompetitif di tingkat global. Bob dikenal sebagai figur yang rendah hati, visioner, dan memiliki semangat kuat dalam mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air.
Di bawah kepemimpinan Bob, BSI mencatatkan kinerja positif pada Kuartal I – 2025. Laba bersih mencapai Rp 1,87 triliun, tumbuh 10,06% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Aset BSI juga meningkat 12,01% menjadi Rp 400,88 triliun. Transformasi layanan digital turut mendorong peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) sebesar 39,3% menjadi Rp 1,7 triliun, dengan rasio FBI naik dari 16,91% menjadi 20,35%.
Sebelumnya, BSI dipimpin Hery Gunardi, yang membawa BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan masuk peringkat 9 bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar pada 2024. Di bawah kepemimpinannya, total aset BSI mencapai Rp 408,61 triliun, tumbuh 15,55% secara tahunan, dengan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, meningkat 22,83% dari tahun sebelumnya.
Di bawah kepemimpinan Bob, BSI membuktikan ketangguhan dan jejak mendalam di industri keuangan nasional, khususnya di sektor perbankan syariah.
BSI memainkan peran strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pendekatan inklusif dan berbasis nilai-nilai syariah. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI aktif menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor produktif seperti UMKM, pertanian, kesehatan, dan industri halal. Ini berkontribusi langsung bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing ekonomi umat.
Selain itu, BSI menjadi motor penggerak literasi keuangan syariah dengan menjangkau masyarakat yang belum terakses layanan perbankan (unbanked) melalui digitalisasi layanan dan agen BSI Smart. BSI juga mendorong pertumbuhan ekonomi syariah melalui sinergi dengan pesantren, koperasi syariah, serta partisipasi dalam program strategis pemerintah seperti Kartu Prakerja dan penyaluran dana bansos.
Di pasar global, BSI memperkenalkan produk keuangan syariah Indonesia dengan membuka cabang di Dubai dan menjajaki ekspansi internasional, menguatkan posisi Indonesia dalam industri halal global. Melalui kontribusi ini, BSI tidak hanya mendukung stabilitas sektor keuangan, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Setelah sukses menggelar BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 bertema “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth,” di Jakarta, persero mengumumkan hasil pencapaian kinerja membanggakan BSI, sepanjang Kuartal I-2025.
“Event berskala global itu menjadi ajang literasi dan advokasi untuk menunjukkan kontribusi nyata ekonomi syariah pada target pembangunan nasional dan dunia,” kata Bob di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Bob menyatakan, BSI mencetak laba bersih Rp 1,87 triliun atau tumbuh 10,05% secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja positif ini sejalan dengan kenaikan penghimpunan dana pihak ketiga, pertumbuhan penyaluran pembiayaan, serta perolehan fee-based income BSI yang tumbuh double digits. Aset BSI juga tercatat tumbuh 12,01% yoy menjadi Rp 401 triliun per akhir Maret 2025.
“Alhamdulillah Bank Syariah Indonesia dapat menunjukkan kinerja yang solid dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan Kuartal 1-2025 tumbuh positif, baik dari sisi aset, pembiayaan, DPK, juga posisi CASA yang semakin kuat. Kemudian, fee-based income, dan sebagai bottom line laba bersih juga tumbuh dua digit. Semua itu tidak lepas dari dukungan semua pihak, baik di internal BSI, nasabah, investor, dan stakeholder yang terus mendukung sektor keuangan syariah, khususnya BSI,” jelas Bob.
Hal senada juga diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia mengatakan, setelah mencetak pertumbuhan positif, BSI berhasil mendapatkan persetujuan prinsip untuk membuka layanan cabang di Kota Jeddah, Arab Saudi.
“Ini adalah buah dari kerja keras selama hampir 1 tahun 8 bulan, sejak kami mulai diproses di sini. Setelah sukses membuka cabang di Dubai, kini ekspansi BSI di Timur Tengah semakin menguat,” kata Erick.
Bob menyatakan, saat ini izin yang dikantongi BSI adalah izin prinsipal yang dikeluarkan Saudi Arabian Monetary Authority/SAMA), yang memperbolehkan BSI membuka kantor cabang di negara itu.
“Jadi kita bisa membuat kantor cabang, seperti melakukan transaksi seperti consumer banking. Tentu, masih ada izin-izin lainnya yang masih kita tunggu lagi. Kita upayakan satu lagi tahun ke depan,” ujar Bob,
Komitmen BSI, lanjutnya, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia untuk menjadi lokomotif sektor keuangan dan perekonomian syariah nasional yang memiliki potensi sangat tinggi. (nov)
