BRIEF.ID – Pinjaman online (pinjol) menjadi kendala bagi akses masyarakat untuk memperoleh pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Pernyataan itu, disampaikan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu, dalam Dialog Interaktif Seri Kedua: Program 3 Juta Rumah di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Dialog Interaktif Seri Kedua oleh BTN menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan yang terkait dengan perumahan untuk mendiskusikan Program 3 Juta Rumah yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Nixon, sekitar 30% permohonan yang diajukan ke pengembang untuk membeli rumah dengan menggunakan pembiayaan KPR Subsidi ditolak karena masuk daftar merah pinjol di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Dari sisi bank, ketentuan mengenai SLIK OJK bersifat mutlak, sehingga harus dipatuhi oleh perbankan, jadi permohonan pembiayaan melalui KPR Subsidi dari pengguna pinjol yang bermasalah tak bisa disetujui,” kata Nixon.
Terkait dengan itu, lanjutnya, persoalan pinjol perlu dibahas dan dicari solusi, yang dapat membantu masyarakat bisa mengakses pembiayaan KPR Subsidi.
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Dukungan Percepatan Pelaksanaan Program 3 Juta Rumah.
SKB tersebut mengatur 3 hal penting, yakni pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), penghapusan retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), serta mempercepat perizinan PBG dari maksimal 28 hari menjadi 10 hari. Penghapusan BPHTB dan retribusi PBG untuk rumah MBR tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan harga rumah MBR.
Di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyebut regulasi terkait pembiayaan rumah dapat dimudahkan, untuk mendukung Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Erick pun mendorong BTN memberikan pendanaan untuk pembangunan rumah. Dengan dukungan finansial yang cukup, BTN akan lebih mudah dalam membangun rumah untuk rakyat.
“Kalau BTN ini diberikan kesempatan pendanaan yang cukup, saya rasa BTN tidak kesulitan membangun 800 ribu rumah. Nah kalau pendanaannya tidak mencukupi, bagaimana BTN bisa,” ungkap Erick.