BRIEF.ID – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengapresiasi laporan lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR), yang mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada posisi BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil pada 22 Maret 2024.
Keputusan itu mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali. JCR juga memperkirakan utang pemerintah akan menurun secara gradual seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal pemerintah.
“Afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil menunjukkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia,” kata Perry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Perry mengatakan, stabilitas outlook didukung kredibilitas kebijakan serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.
Bank Indonesia, lanjutnya, akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“JCR menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap kuat,” kata dia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai 5%, didukung konsumsi swasta dan investasi.
Implementasi UU Cipta Kerja dipandang mampu meningkatkan penanaman modal asing (PMA) antara lain untuk pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Nusantara. Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga tecermin pada defisit fiskal yang kembali berada di bawah 3% dari PDB pada tahun 2022, antara lain didukung implementasi reformasi perpajakan dan realokasi belanja pemerintah. Selanjutnya pada 2023, defisit fiskal turun menjadi 1,66% (angka sementara) dan dipertahankan di bawah 3% untuk tahun 2024.
Dari sisi eksternal, JCR memandang daya tahan ekonomi Indonesia terhadap gejolak eksternal tetap terjaga didukung oleh level cadangan devisa yang setara dengan 6,5 bulan impor. PMA terus meningkat didukung oleh perbaikan iklim investasi, serta kinerja transaksi berjalan dalam menghadapi tantangan dari penurunan harga komoditas.
JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil (dua tingkat di atas level terendah Investment Grade) pada 27 Juli 2022.
No Comments