BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) menyatakan, perkembangan nilai tukar Rupiah selama periode 6-10 Januari 2025 ditutup pada level (bid) Rp 16.195 per dolar AS. Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik ke 7,18%. DXY atau indeks dolar AS menguat ke level 109,18.
“Yield US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke 4,689 %,” demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/1/2025).
Disebutkan, pada Jumat (10/1/2025) pagi, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 16.210 per dolar AS. Dan, yield SBN 10 tahun stabil di posisi 7,18%.
Selanjutnya, aliran modal asing pada pekan kedua 2025, menurut BI, Premi CDS Indonesia 5 tahun per 9 Januari 2025 sebesar 78,65 bps, naik dibanding dengan 3 Januari 2025 sebesar 76,88 bps.
Berdasarkan data transaksi selama kurun waktu 6-9 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,38 triliun, yang terdiri atas jual neto Rp 1,92 triliun di pasar saham, jual neto Rp 2,90 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 0,44 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen, hingga 9 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp1,10 triliun di pasar saham, beli neto Rp3,83 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp2,67 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” kata Ramdan. (nov)