BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa April 2025 tercatat sebesar US$152,5 miliar, merosot US$4,6 miliar dibandingkan posisi US$157,1 miliar pada Maret 2025.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi upaya BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Sepanjang April 2025, nilai tukar rupiah mengalami tekanan berat dari dolar Amerika Serikat (AS), seiring pengumuman kebijakan tarif Presiden Donald Trump pada 2 April 2025.
Hal itu, membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot, hingga sempat menyentuh level terendah di Rp16.968 per dolar pada 9 April 2025.
Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia (BI) harus melakukan intervensi di pasar keuangan, demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Cadangan devisa April 2025 juga turun, karena dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujar Denny, dalam keterangan resmi, di Jakarta, kamis (8/5/2025).
Meski mengalami penurunan, lanjutnya, cadangan devisa Indonesia per April 2025 masih cukup tinggi, karena setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Menurut Denny, jumlah cadangan devisa per April 2025 juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Denny.
Dia menyampaikan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus.
Selain itu, adanya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik juga mendukung cadangan devisa Indonesia tetap memadai.
Denny menambahkan, BI terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (jea)