BRIEF.ID – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
“Indonesia sebenarnya siap menyambut Paus Fransiskus pada tahun 2020. Tetapi Covid-19 pada waktu itu, juga September 2020 direncanakan, lalu batal,” kata Romo Antonius pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Romo Antonius berharap kunjungan Fransiskus akan menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan, Tahta Vatikan memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia.
Dia mengatakan, para pemimpin Islam di Indonesia banyak diundang dan menjadi pembicara dalam acara-acara yang digelar oleh Vatikan.
“Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan,” kata Romo Suharyo.
Dia juga mengatakan bahwa Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang berdiri berdampingan adalah simbol kehidupan harmonis di Indonesia.
Romo Suharyo menilai bahwa kunjungan Paus Fransiskus juga untuk menghargai dan mendorong agar persaudaraan untuk terus dirawat dan dikembangkan.
Dia mengatakan ada sekitar 60 uskup yang akan menyambut Sri Paus, termasuk seorang uskup dari Australia dan 10 uskup dari negara-negara Asia.
Ketua Panitia Pelaksana Kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus, Ignasius Jonan mengimbau masyarakat yang tidak memiliki tiket atau undangan untuk menyaksikan siaran langsung misa yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK), agar mengikuti dari gereja masing-masing atau televisi di rumah.
“Kalau datang, kalau nggak punya tiket, pasti nggak bisa masuk. Itu non-exception (tanpa terkecuali), siapa pun,” kata Jonan.
No Comments