Debat Pilpres 2024, Ganjar Ungkap Kemelut Dihadapi Masyarakat, Pelaku Usaha, dan Peternak

February 2, 2024

BRIEF.ID – Pada hari ke-67 kampanye Pilpres 2024, Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mengungkapkan, fakta di lapangan mengenai kemelut yang kini dihadapi masyarakat terkait harga kebutuhan pokok, terutama beras dan gula yang melonjak tajam.

Ia juga mengungkapkan jeritan peternak ayam akibat terus melambungnya harga pakan ternak dan pelaku usaha

“Kunjungan hari ini, mengonfirmasikan bahwa rata-rata harga kebutuhan pokok, khususnya beras dan gula tinggi sekali. Rasanya, semakin yakin bahwa kita harus melakukan tindakan lebih cepat, siapa pun, yang bertanggungjawab lebih cepat,” kata Ganjar usai blusukan ke Pasar Palimo dan Pasar 16 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (2/2/2024).

Ganjar berjanji akan memperjuangkan harga bahan pokok agar terjangkau bagi masyarakat, serta berusaha menyelesaikan kesulitan yang dialami para pelaku usaha.

Berbagai temuan di lapangan, kata Ganjar, akan dijadikan sebagai pengalaman dan masukan untuk disampaikan pada Debat Pilpres 2024, yang akan diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (4/2/2024),

Ada pun tema debat Pilpres 2024 adalah Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Inklusi. Sub tema meliputi Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, Teknologi Informasi, Kesejahteraan Sosial, dan Inklusi.

“Ketika kita berdebat, enggak bisa kita hanya bicara konsep tanpa melihat fakta yang ada di lapangan. Ini sebuah konsepsi dari fakta yang terkonfirmasi di lapangan untuk kita perbaiki. Maka, kami sering dapat masukan dari masyarakat, itu ada contohnya. Data adalah fakta,” kata Gubernur Jawa Tengah, dua periode itu.

Usai blusukan di pasar tradisional Pasar Palimo dan Pasar 16 Ilir Palembang, Ganjar mengaku diperlukan intervensi pemerintah secepatnya, khususnya dalam menstabilkan harga bahan pokok. Sebab, stabilitas harga bahan pokok erat kaitannya dengan pemenuhan program peningkatan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak.

Selian itu, lanjutnya, pemerintah juga wajib memperhatikan nasib para peternak ayam petelur, yang kini merintih akibat tingginya harga pakan ternak. Harga jagung naik dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 9.000/kilogram.

“Sebenarnya kalau kita bicara industri peternak saja dengan harga telur di kisaran Rp 24.000 per kilogram dan rata-rata harga dari pedagangnya sekitar Rp 22.000 per kilogram. Terbayangkan nggak kalau pemerintah mengintervensi dengan cara membeli telurnya sebanyak mungkin. Kemudian, kasihkan untuk peningkatan gizi, khusus ibu hamil, gizi buruk dan sebagainya. Itu sudah paling gampang dan kita mampu melaksanakan itu. Pertanyaannya kenapa kita tidak mau melakukan?,” pungkas Ganjar.

No Comments

    Leave a Reply