Dalang Blacius Subono Meninggal, Ganjar Pranowo Sampaikan Dukacita Mendalam 

February 10, 2024

BRIEF.ID – Kota Semarang di Provinsi Jawa Tengah menjadi titik akhir gelaran Hajatan Rakyat  Ganjar-Mahfud. Sama seperti  Hajatan Rakyat Solo yang dijejali ratusan ribu massa, kampanye di Semarang juga tumpah ruah rakyat.

Mengawali orasi politiknya, Ganjar secara terbuka mengungkapkan dukacita mendalam  atas meninggalnya dalang Blacius Subono,  usai menggelar pentas yang menjadi bagian dari rangkaian kampanye Ganjar-Mahfud di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Blacius Subono adalah  salah satu empu di Jurusan Pedalangan ISI Solo.

Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 itu  mengajak ratusan ribu massa untuk menundukkan kepala dan berdoa bagi  seniman pendukung Ganjar-Mahfud  yang meninggal dunia setelah memerankan tokoh Semar.

“Saya, hari ini merasa terpukul, karena aktor yang memerankan Semar, hari ini dipanggil Yang Maha Kuasa. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, semoga almarhum bisa diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” kata Ganjar. 

Usai memimpin doa, Ganjar mengungkapkan “Pak Bono adalah seorang aktor, seorang seniman yang gigih, yang Pak  FX  Rudi bilang, menyiapkan  Hajatan Rakyat Solo dengan sangat baik. Dengan semangatnya yang luar biasa, mudah-mudahan yang muda juga ikut bersemangat.”

Ganjar juga menyampaikan keprihatinan kepada masyarakat Grobogan dan Demak yang sedang mengalami musibah banjir.

“Maka seluruh pendukung Ganjar-Mahfud, ayo kita bantu  saudara-saudara kita agar mereka yang sedang menderita mendapatkan bantuan,” ajaknya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu juga menegaskan, “Insya Allah setiap kita merencanakan pembangunan, Ganjar-Mahfud akan menyiapkan mitigasi bencana. Ini sesuatu yang penting.”

Di Solo pada pagi harinya, ratusan ribu rakyat dari berbagai lapisan masyarakat melakukan grebeg atau mengiring Ganjar-Mahfud dengan kirab budaya dari Ngarsopuro menuju Benteng Vastenburg.

Salah satu titik, termasuk Balai Kota Surakarta, di mana almarhum Blacius Subono memberikan persembahan budaya terakhirnya sebagai Semar pada lakon wayang orang “Durga Mendhak, Sang Kala Sirna.” Drama tari yang berarti tunduknya kejahatan, musnahnya angkara murka.

No Comments

    Leave a Reply