Hajatan Rakyat Yogyakarta, Lewat Pantun Budayawan Butet Kartaredjasa Sebut Tuan Jokowi Konglomerat, Tuan Ganjar Rakyat

January 29, 2024

BRIEF.ID – Budayawan asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa, membacakan 7 patun pada Hajatan Rakyat Yogyakarta di Alun- Alun Wates, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (28/1/2024).

Pantun yang dibacakan secara maraton oleh Butet, sarat  kritikan terhadap sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi),  yang didukungnya untuk menjadi Presiden RI pada Pilpres  2014 dan Pilpres 2019.

“Boleh enggak saya membacakan pantun? Ini Pantun Hajatan Rakyat,” kata Butet, yang mendapat sambutan hangat dari ribuan warga yang memenuhi Alun-Alun Wates, Kulonprogo.

Butet kemudian membacakan secara berurutan 7 pantun yang dibuatnya, sebagai berikut:

Pantun 1
Ada kucing gondol iwa empal,
Aku marah tak lempar sandal.
Jokowi maunya revolusi mental,
tapi gagal-terjungkal-jungkal.

Pantun 2
Kucingnya kabur kakinya pincang, Ingin terbang tak bisa melayang.
Ngakali survei supaya menang,
Jelas jika menang karena main curang.

Pantun 3
Satu-satu aku sayang ibu,
Dua-dua aku sayang ayah.
Jutaan Jokowir merasa ditipu,

Penampilannya lugu,cebol licik ngakali mahkamah.

Pantun 4
Wong edan gondal gandul tanpa cawat, Bagi mereka tuanku adalah konglomerat.
Gatot Kaca tulangnya besi, ototnya kawat,
Bagi Ganjar Tuanku adalah Rakyat

Pantun 5
Di Kulonprogo makanan tradisional geblek namanya,
Di Bantul namanya geplak.
Seharusnya kita hormati yang memimpin negara,
Tapi maaf, kita muak karena dia memihak
.

Pantun 6
Di sini keselamatan negara dijaga Megawati,
Di sana sembako wira wiri dibagi Jokowi.
Di sini kita konsisten berdemokrasi,
Di sana mereka rame-rame mengkhianati konstitusi
.

“Padahal sembako milik kita, dari duit rakyat, sembako negara,” kata Butet Kartaredjasa, sebelum melanjutkan membaca pantun yang terakhir.

Pantun 7
Kulonprogo bangga punya bandara,
Melengkapi Yogya yang istimewa.
Kita semua berkumpul di sini diikat tali jiwa,

Bersama Ganjar-Mahfud gelorakan revolusi cinta.

“Cukup ya. Nuhun, selamat sore. Jangan lupa pilih nomor telu (tiga),” kata Butet.

Dari 7 pantun yang dibacakannya, 5 di antaranya berisi kritikan terhadap Jokowi sebagai kepala negara yang seharusnya tidak memihak, dan menggunakan fasilitas negara, bahkan membagikan sembako yang dinilai sebagai kampanye terselubung.

Menariknya, Butet juga menyinggung tentang revolusi mental yang dulu menjadi slogan yang diusung Jokowi, saat maju dalam kontestasi Pilpres melalui  pantun yang dibuatnya.

Sementara itu, dua  pantun lainnya berisi  penilaiannya Butet terhadap sosok Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud)

Pada pantun keempat, Butet secara spesifik membandingkan sikap Jokowi sebagai presiden yang berpihak kepada konglomerat, sedangkan Ganjar sebagai pemimpin yang berpihak pada rakyat.

Sedangkan pada puisi terakhirnya, Butet mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung Ganjar-Mahfud lewat revolusi cinta. (Jeany Aipassa)

No Comments

    Leave a Reply