Ganjar Pranowo Serap Spirit Bung Hatta dan Sutan Sjahrir di Banda Neira

January 30, 2024

BRIEF.ID  – Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyerap spirit  dua tokoh pergerakan Indonesia, Bung Hatta dan Bung Sjahrir, saat mengunjungi  Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Capres yang berpasangan dengan Cawapres Mahfud MD itu berkunjung ke Pulau Banda Neira dalam rangka kampanye Pilpres 2024.

Di pulau yang indah itu, Ganjar mengunjungi Rumah Pengasingan Perdana Menteri Bung Sjahrir. Di tempat itu, masih ada bangku dan papan tulis,  yang menjadi saksi sejarah, keberadaan Bung Hatta dan Bung Sjahrir selama  di pulau pengasingan, Banda Neira pada masa kolonial Belanda.

“Bangku dan papan tulis ini, menjadi saksi kisah Bung Hatta dan Bung Sjahrir di pulau pengasingannya, Banda Neira. Maka berkunjung ke sini adalah sarana saya menyerap spirit keduanya. Spirit juang pembangunan jiwa manusia, memberikan akses pendidikan seluas-luasnya untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ganjar dikutip dari akun Instagram @ganjar_pranowo, Selasa (30/1/2024).

Capres berambut putih itu juga berkunjung ke Benteng Belgica, sebuah bangunan bersejarah yang terletak di pulau Banda Neira. Benteng Belgica diambil alih  Belanda, pada tahun 1621 setelah perang yang berkepanjangan dengan Portugis.

Benteng Belgica  dibangun pada tahun 1611 oleh Portugis dan diberi nama Fortaleza de São Pedro. Setelah  mengambil alih benteng tersebut,   Belanda kemudian mengubah namanya menjadi Fort Belgica, yang selanjutnya menjadi Benteng Belgica.

Selama masa penjajahan Belanda, Benteng Belgica digunakan sebagai pusat pemerintahan dan administrasi di  Banda Neira.

“Bersyukur bisa menikmati keindahan alam dan keramahan warga Banda Neira. Termasuk keindahan Benteng Belgica, yang bisa kita lihat di pecahan uang seribu rupiah,” ujar Ganjar.

Pelabuhan Lamani

Saat di Pulau Banda Neira, mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga bertandang ke Pelabuhan Lamani, sebuah pelabuhan kecil  yang  terletak di pusat Kecamatan Banda Neira. Pelabuhan Lamani menyajikan pemandangan indah karena langsung menghadap Gunung Api Banda Neira yang gambarnya ada di uang kertas pecahan Rp1.000.

Ganjar memperlihatkan gambar di uang  Rp 1.000 yang berupa Gunung Api Banda dari Benteng Belgica.

“Jadi sekarang kita di Banda Neira, persis di uang pecahan Rp1.000 ada gunung, gunungnya ini sebenarnya bukan gunung besar, ini gunungnya kecil,” tuturnya.

Ganjar mengaku  takjub atas  keindahan pemandangan di Banda Neira, yang kesohor hingga ke Manca Negara.

“Dan gunung itu sekarang ada di depan saya, persis. Hehehe. Waduh indah sekali,” ucap Ganjar.

Banda Neira yang terletak di Kepulauan Banda,  merupakan salah satu tempat pengasingan sejumlah tokoh nasional Indonesia.

Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta dipindahkan ke Banda Neira setelah menjalani pengasingan di Boven Digoel, Papua Selatan.

Hal ini memicu protes pada masa itu, sehingga  petinggi kolonial yang berada di tangan Gubernur Jenderal Tjarda, terpaksa memindahkan Hatta dan Sjahrir ke Banda Neira di Kepulauan Banda. Keduanya tiba di pulau itu pada tanggal 11 Februari 1936, untuk diasingkan sebagai tahanan politik oleh  kolonial Belanda.

No Comments

    Leave a Reply