Siti Atikoh Supriyanti: Menjadi Ibu Rumah Tangga Adalah Mulia – Bagian I

January 2, 2024

BRIEF.ID –   Siti Atikoh Supriyanti yang akrab disapa Atikoh  menjadi daya tarik tersendiri  bagi kampanye suaminya, Ganjar Pranowo  sebagai Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024.

Tampil sederhana, ramah, dan energik, Atikoh selalu  berkampanye ke berbagai daerah, bahkan terjun langsung ke komunitas perempuan,  pengajian, pelaku UMKM, dan pencinta olahraga di berbagai daerah.

Di mata masyarakat, Atikoh tampil sebagai perempuan yang memberikan  nilai tambah pada kampanye Pilpres, yang kini gencar dilakukan Ganjar. Apa yang dilakukan Atikoh, sama sekali tak terlihat pada istri capres lainnya, baik Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto.

Cara bertutur Atikoh yang santun, namun tegas mengingatkan pada sosok Michelle Obama, istri Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS), Barack Obama  Saat Obama maju sebagai capres, Michelle berperan  sangat penting, karena tak hanya menjadi pendamping atau istri,  juga membantu aktivitas kampanye sang suami.

Obama mengakui bahwa Michelle menjadi hal yang paling disukai rakyat Amerika Serikat (AS) terkait Obama. Presiden kulit hitam pertama AS itu,  mengungkapkan bahwa menikahi Michelle  adalah peringkat pertama dalam daftar 100 hal paling populer tentang Obama.

Mirip Michelle Obama

Jika ditelaah, memang ada beberapa kemiripan Atikoh  dengan Michelle. Keduanya sama-sama perempuan cerdas dan menjadi wanita karier, sebelum akhirnya memutuskan menjadi ibu rumah tangga dan mendampingi suami yang terjun ke politik.

Atikoh  tercatat sebagai  Lulusan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1997. Selama masa kuliahnya, Atikoh bekerja sebagai wartawan di Harian Umum “Solopos.”

“Saya tertarik menjadi wartawan karena Bapak saya pernah bekerja sebagai  wartawan dan sering  cerita nostalgia ketika menjadi wartawan,” kata Atikoh di Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (2/1/2024).

Tamat dari Fakultas Tekonologi Pertanian UGM, Atikoh menikah dengan Ganjar  pada September 1999. Di saat bersamaan, Atikoh mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk penempatan di Purbalingga, Jawa Tengah.

Langkah  itu ditempuh untuk memenuhi  dorongan  keluarganya yang tidak ingin Atikoh tetap berprofesi sebagai wartawan, yang waktunya banyak tersita sehingga urusan rumah tangga bisa keteteran.

Atikoh kemudian menjadi PNS di Purbalingga, tempat kelahirannya. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 14 Desember 2001, Atikoh dan Ganjar  dikarunia seorang putra yang diberi nama Muhammad Zinedine Alam Ganjar.

Ketika Ganjar  terpilih menjadi anggota DPR RI, Atikoh kemudian bekerja sebagai PNS di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejak masa kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo, Joko Widodo, hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pada tahun 2007, Atikoh yang masih berstatus sebagai PNS mendapat tawaran beasiswa S2 untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 di Universitas Tokyo, Jepang dengan mengambil program studi Kebijakan Publik.

Tawaran itu menimbulkan gejolak di hati Atikoh karena harus meninggalkan Alam, yang masih baru masuk Sekolah Dasar (SD). Dorongan dari Ganjar membuatnya  mengambil beasiswa itu dan berkuliah di Jepang selama 2 tahun.

“Kata Mas Ganjar, ini kesempatan baik, dan kesempatan belum tentu datang dua kali. Soal Alam enggak usah khawatir, saya bisa jagain, bisa kasih pengertian. Makanya bersyukur banget punya suami  yang sangat mendukung karier istrinya,” ujar Atikoh.

Dia mengungkapkan, keputusannya  meninggalkan pekerjaan sebagai PNS datang, ketika Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah, tahun 2013. Awalnya, Atikoh mengambil cuti selama 3 tahun,  akhirnya  ia mantap mundur dari PNS.

Keputusannya untuk meninggalkan karier dan sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, sama sekali bukan karena paksaan apalagi tekanan dari Ganjar.

Alhamdulillan, Mas Ganjar itu tipikal orang yang bangga kalau perempuan itu mandiri. Bukan malah yang menyuruh berhenti, kamu gajinya berapa sih, aku bisa kok gaji kamu. Aku memilih mundur karena merasa bersalah sama Alam, sering ditinggal. Tapi pas ditanya, anaknya malah appreciate ibunya bekerja,” tutur Atikoh sambil tertawa.

Atikoh bertutur, dia mantap meninggalkan karier dan memilih menjadi ibu rumah tangga yang tetap aktif menopang kehidupan suami dan keluarga, karena belajar dari sosok ibunya.

Perempuan Mandiri

Menurut Atikoh, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan mengajarkan anak-anak perempuannya untuk mandiri, minimal bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri.

“Kalau dari sisi sumbangsih ekonomi keluarga, lebih tinggi penghasilan ibu dari ayah. Ibu itu punya usaha angkutan dan toko, tapi tiap ditanya profesinya tetap dijawab dengan bangga ibu rumah tangga,” ujar Atikoh.

Itu sebabnya, Atikoh tidak keberatan melepas kariernya sebagai PNS, kemudian memilih mendampingi Ganjar Pranowo dan membesarkan putra semata wayang mereka,  Alam.

“Menjadi ibu rumah tangga itu pekerjaan paling mulia. Saya bangga jadi ibu rumah tangga. Saya belajar itu dari ibu saya,” ungkap Atikoh.

Pilihan Atikoh  menjadi ibu rumah tangga dan bangga dengan predikat itu, juga sejalan dengan Michelle Obama. Istri Barack Obama ini sudah berprofesi sebagai seorang pengacara di firma hukum Sidley Austin LLP.

Dia bahkan ditunjuk sebagai mentor Obama yang bergabung di firma tersebut. Meski demikian, Michelle memilih berada di balik layar untuk menopang suaminya,  Obama, yang terjun ke dunia politik menjadi senator kemudian terpilih menjadi presiden AS ke-44 selama 2 periode.

Atikoh mengatakan, dia sangat mendukung kesetaraan jender dan mendorong perempuan untuk mandiri. Menurut Atikoh, mandiri tak berarti harus bekerja kantoran, karena saat ini banyak peluang bagi perempuan untuk bekerja dari rumah.

“Perempuan mandiri itu, punya harapan, karena enggak menggantungkan hidupnya kepada orang lain, termasuk suami, sebab enggak ada yang tahu ke depan akan seperti apa. Perempuan mandiri itu akan lebih bahagia, karena tahu apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi pilihannya. Perempuan mandiri itu menghargai waktu bersama keluarga, anak, bahkan untuk dirinya sendiri,” kata Atikoh.

Dia menambahkan setiap perempuan mandiri tetap membutuhkan support system. Bagi yang sudah menikah, maka support system utama bagi perempuan mandiri adalah suami dan anak.

Support system itu paling utama, karena bisa mendorong perempuan mandiri menjadi dirinya sendiri  ke mana pun dia pergi, dan bisa beraktivitas tanpa beban,” jelas Atikoh.

Itu sebabnya, Atikoh mengaku sangat konsen dengan isu kesetaraan jender, KDRT, parenting, bahkan mental health yang kini menjadi sorotan publik.

Saat mendampingi Ganjar  sebagai Gubernur Jawa Tengah, Atikoh lebih banyak terlibat pada kegiatan sosialisasi dan edukasi, termasuk mental health ke ibu-ibu untuk mengahdapi anak-anak usia SMA.

“Ke depan mungkin harus melibatkan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) agar mempunyai background  Psikologi, jadi anak-anak yang menghadap ke BK itu bukan dimarahi karena bermasalah, tapi dievaluasi, digali masalahnya, dan bisa melakukan pendampingan,” ujar Atikoh.

No Comments

    Leave a Reply