BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Karhutla di Sejumlah Wilayah

October 3, 2023

BRIEF.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat adanya potensi hujan lebat, angin kencang, badai, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga polusi udara di sejumlah wilayah di Indonesia, pada Selasa (3/10/2023).

Mengutip  laman resmi BMKG @bmkg.id, Selasa (3/10/2023),  wilayah yang harus mewaspadai terjadinya hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 kilometer per jam,  pada hari ini adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Selain hujan lebat, beberapa wilayah turut berpotensi diterjang angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam seperti Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Siklon Tropis Koinu

Hujan disertai kilat dan petir maupun badai diperkirakan menerjang wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Adanya potensi hujan lebat hingga angin kencang bahkan badai bagi sejumlah daerah tersebut dipengaruhi oleh Siklon Tropis Koinu yang terpantau berada di wilayah Laut Filipina sebelah timur.

Siklon tropis Koinu ini bergerak dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan udara minimum 1.000 mb yang bergerak ke arah Utara Barat Laut hingga Utara.

Meski terdapat potensi hujan lebat hingga badai, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto memperkirakan, fenomena panas terik di Indonesia masih akan berlangsung dalam periode Oktober mengingat kondisi cuaca cerah yang cukup mendominasi pada siang hari.

Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada Oktober-November, sehingga kondisi cuaca cerah akan cukup mendominasi pada siang hari.

“Secara umum, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer,” kata Guswanto.

Masih adanya musim kemarau di beberapa daerah pada akhirnya memunculkan peluang terjadi karhutla, terutama di wilayah Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Selain itu, fenomena panas terik hingga memunculkan potensi terjadinya karhutla ini pun membuat beberapa daerah diperkirakan mengalami polusi udara seperti di Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah. (Antara)

No Comments

    Leave a Reply