Mahfud Ajak ASEAN Tangkal Potensi Kejahatan Lintas Negara

May 9, 2023

BRIEF.ID – Pemerintah Republik Indonesia (RI)  mengajak negara-negara ASEAN membekali kemampuan agar  efektif menangkal tantangan berbagai potensi kejahatan lintas negara di kawasan.

Hal itu disampaikan Menko  Polhukam Mahfud MD selaku pemimpin Pertemuan Ke-26 Dewan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (APSC) yang diselenggarakan dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Ayana Komodo Waecicu Beach, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/5/2023).

“Saya ingin membawa perhatian kita semua atas penyebaran kejahatan lintas negara di kawasan kita, mulai dari terorisme, narkotika,  pencucian uang, dan perdagangan manusia,” kata Mahfud saat membuka Pertemuan Ke-26 APSC.

Mahfud mengungkapkan, potensi berbagai kejahatan lintas negara tersebut bukan saja menimbulkan ancaman terhadap perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan, tetapi juga mengganggu proses pembangunan masyarakat ASEAN.

Indonesia, lanjutnya, mengajak negara-negara ASEAN untuk memperkuat kemampuan  menanggulangi permasalahan kejahatan lintas negara.

“Kita tidak punya pilihan selain memastikan ASEAN berkemampuan cukup untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut secara efektif,” katanya.

Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 memberi perhatian serius terhadap persoalan-persoalan itu, salah satunya lewat rencana Presiden  Joko Widodo (Jokowi) mengadopsi Deklarasi Pemberantasan Perdagangan Manusia Akibat Penyalahgunaaan Teknologi.

Selain itu, lanjut Mahfud,  Indonesia juga mendorong percepatan perundingan Perjanjian Ekstradisi ASEAN yang sudah berlarut-larut. Mahfud mengawali sambutannya sebagai Pemimpin Pertemuan Ke-26 APSC dengan mengingatkan bahwa ASEAN tengah berada di persimpangan jalan.

Krisis demi krisis, lanjut Mahfud, senantiasa menguji kekuatan ASEAN sebagai sebuah komunitas dan kegagalan mengatasi tantangan yang ditimbulkan berpotensi mengikis relevansi organisasi kerja sama regional. ASEAN dihadapkan tantangan dari luar berupa persaingan antara kekuatan-kekuatan besar yang berpotensi memecah belah.

“Di waktu bersamaan, kita juga harus mengatasi krisis pangan, krisis energi, serta perlambatan ekonomi global,” katanya.

Sementara itu, krisis berkelanjutan di Myanmar dan dampak kemanusiaan yang ditimbulkan menjadi tantangan dari dalam kawasan ASEAN.

Sebelumnya, Presiden Jokowi pada Senin (8/5) menyatakan bahwa Indonesia akan mengusung pembahasan pemberantasan perdagangan manusia dalam KTT Ke-42 ASEAN dengan penekanan online scams. (antara)

No Comments

    Leave a Reply