Pesan Menag di Hari Raya Nyepi, Tidak Gunakan Agama Sebagai Alat Politik Identitas

March 22, 2023

BRIEF.ID – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat Hindu di seluruh Indonesia tidak menggunakan agama sebagai alat politik identitas.

“Saya mengajak umat Hindu tidak menggunakan agama sebagai alat atau kepentingan pihak-pihak tertentu. Dan, tidak menjadikan agama sebagai politik identitas,” kata Menag saat  menghadiri ritual Tawur Agung Kesanga Nasional 2023 dalam rangka menyambut Tahun Baru Saka 1945, yang tahun ini jatuh  pada 22 Maret 2023.

Menag  mengajak umat Hindu  ikut serta  menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2024,  tidak menggunakan agama untuk kepentingan segelintir pihak.  Hari Suci Nyepi tahun 2023 mengusung tema  “Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia.”

Ritual Tawur Agung Kesanga Nasional 2023 berlangsung di pelataran Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan dihadiri ribuan umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia.

Ritual Tawur Agung Kesanga Nasional 2023 diawali dengan pembacaan Kitab Suci Weda, doa, dan diakhiri dengan penampilan drama tari Sendratari Pengiring Yadnya Pamutering Giri Mandara.

Selanjutnya, pada Rabu (22/3/2023) umat Hindu  melaksanakan Catur Brata Penyepian. Saat Hari Suci Nyepi, seluruh rutinitas kehidupan dihentikan sejenak dengan melakukan Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang).

Melalui Catur Brata Penyepian, Menag  berharap umat Hindu dapat terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama anak bangsa, dan dengan lingkungan.

“Ini sebagai upaya agar kita bisa menjadi manusia Indonesia yang berintegritas, pekerja keras, dan memiliki semangat gotong royong,” kata dia.

Menag mengatakan, perayaan Hari Raya Nyepi menjadi momentum bagi anak bangsa untuk berkontemplasi dan introspeksi diri mengenai tata laku hidup yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

“Hari suci ini mengisyaratkan untuk mulat sarira dan pengendalian diri. Ini menandakan bahwa kita diingatkan oleh penguasa semesta untuk selalu menjaga perilaku agar tetap terkendali sesuai ajaran agama masing-masing,” kata dia.

No Comments

    Leave a Reply