BRIEF.ID – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyatakan, layanan penyedia jasa internet berbasis satelit, Starlink difokuskan untuk mendukung sistem telekomunikasi di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
“Kondisinya itu diarahkan untuk membantu jaringan telekomunikasi menjangkau daerah-daerah 3T dulu. Tidak ada perlakukan khusus kepada Starlink,” kata Nezar di Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Nezar mengatakan, pemerintah tidak memberikan perlakuan khusus kepada Starlink. Sistem telekomunikasi Starlink, kata dia, bisa menjangkau berbagai wilayah karena berbasis satelit.
“Starlink bisa menjangkau kemana saja karena dia satelit. Jadi daerah 3T bisa dijangkau dan daerah yang bukan 3T juga bisa dijangkau,” katanya.
Dia menekankan bahwa pemerintah berupaya menghadirkan lingkungan berusaha yang adil bagi semua pihak dan memberikan lebih banyak opsi untuk mengakses konektivitas.
Nezar mengatakan, layanan telekomunikasi berbasis satelit yang ditawarkan oleh Starlink bukanlah satu-satunya solusi untuk memenuhi kebutuhan konektivitas dan telekomunikasi masyarakat.
“Jangan lupa, Starlink itu juga punya kelemahan. Ini bukan seperti obat yang bisa menyelesaikan semua masalah komunikasi kan. Dia tetap bisa menghadapi latensi karena terhalang gedung atau bangunan,” kata Nezar.
Pemilik Starlink, Elon Musk, secara simbolis meresmikan layanan perusahaan di Indonesia pada 19 Mei 2024.
Sebagai penyedia jasa internet, Starlink telah mengantongi Hak Labuh Satelit dan Izin Surat Radio Angkasa dengan masa berlaku satu tahun dengan enam jenis perangkat yang telah disertifikasi untuk beroperasi di Indonesia.