BRIEF.ID – Rakyat tidak hanya mencari pemimpin dengan prestasi masa lalu, tetapi juga yang memiliki visi jelas dan kemampuan merealisasikannya. Politik gagasan harus menjadi fokus kampanye, terutama mengingat tantangan baru setelah status ibu kota negara dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Jakarta tetap perlu menjadi pusat ekonomi dan kota yang layak huni bagi semua warganya, yang membutuhkan pemimpin dengan ide-ide segar dan kapasitas untuk menerapkannya.
Masalah ketimpangan sosial dan peningkatan kualitas pendidikan juga harus menjadi prioritas, karena gubernur terpilih harus memastikan akses pendidikan yang layak dan berkualitas bagi jutaan anak muda Jakarta agar mereka dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional..
Di bidang ekonomi, Jakarta harus dikembangkan sebagai kota yang menarik bagi investasi internasional, yang memerlukan lingkungan bisnis kondusif, infrastruktur mendukung, dan kebijakan pro-bisnis. Para kontestan, dengan pengalaman masing-masing, dipandang memiliki potensi untuk mewujudkan visi ini.
Seperti yang diingatkan Plato dan Socrates, demokrasi memungkinkan rakyat memilih pemimpin, tetapi juga membawa risiko kesalahan dalam memilih. Jakarta membutuhkan pemimpin yang tidak hanya populer, juga memiliki kemampuan manajerial kuat.
Seorang gubernur yang visioner harus mampu memimpin bukan hanya dengan retorika, tetapi juga dengan tindakan nyata, memetakan arah jangka panjang kota ini. Sebagai simbol kemajuan dan tantangan Indonesia, Jakarta memerlukan pemimpin yang dapat membawa kota ini ke arah lebih baik, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga bagi generasi mendatang.
Pada realitasnya, Jakarta menghadapi banyak tantangan sosial yang mendesak, mulai dari kemacetan lalu lintas yang kronis hingga masalah perumahan yang tidak memadai.
Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta adalah magnet bagi pencari kerja dari seluruh pelosok negeri, yang sering kali menyebabkan pertumbuhan populasi yang tidak terkontrol. Ini, pada gilirannya, meningkatkan tekanan pada infrastruktur kota yang sudah sangat padat.
Para kandidat harus mampu merumuskan strategi yang kuat untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk perencanaan kota yang lebih baik, memperbaiki transportasi publik, dan memperluas akses pada perumahan yang terjangkau.
Masalah kemacetan di Jakarta, misalnya, tidak dapat diatasi hanya dengan membangun lebih banyak jalan atau flyover. Solusi yang lebih berkelanjutan, seperti pengembangan jaringan transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan, perlu menjadi prioritas.
Lingkungan di Jakarta menghadapi tantangan serius. Banjir tahunan menunjukkan bahwa sistem drainase kota masih perlu perbaikan mendesak. Polusi udara akibat tingginya jumlah kendaraan bermotor juga menjadi isu utama.
Para pemimpin Jakarta harus fokus pada kebijakan lingkungan yang tidak hanya menangani banjir, tetapi juga menjaga kualitas udara, mendorong penggunaan energi terbarukan, mengurangi emisi kendaraan, dan memperbaiki ruang hijau kota yang semakin menyusut.
Pengelolaan sampah juga memerlukan perhatian lebih. Jakarta memproduksi ribuan ton sampah setiap hari, namun kapasitas pengelolaannya terbatas. Diperlukan sistem yang lebih efisien dengan pendekatan reduce, reuse, recycle, dan peningkatan edukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah untuk menciptakan budaya sadar lingkungan.
Selain sebagai pusat ekonomi, Jakarta memiliki potensi besar sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata, dengan warisan budaya yang kaya. Sayangnya, potensi ini sering kurang dimanfaatkan. Para pemimpin harus menjadikan revitalisasi kawasan bersejarah seperti Kota Tua dan Sunda Kelapa sebagai prioritas.
Promosi pariwisata dan pengembangan event internasional di Jakarta dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan pendapatan kota. Sebagai kota yang sangat beragam, Jakarta memerlukan kepemimpinan yang mampu menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan.
Membangun Jakarta sebagai kota yang inklusif, di mana semua warga merasa dihargai dan diterima harus menjadi prioritas utama para calon gubernur dan wakil gubernur.
Jakarta memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi kota pintar (smart city) dengan memanfaatkan teknologi guna meningkatkan kualitas hidup warganya. Pramono dan Rano perlu memprioritaskan inovasi teknologi dalam pemerintahan dan layanan publik, seperti penggunaan data dan analitik untuk perencanaan kota, pengembangan infrastruktur digital, serta meningkatkan akses layanan publik melalui platform digital.
Langkah awal yang krusial adalah memperluas jaringan internet berkecepatan tinggi di seluruh kota, yang menjadi fondasi bagi smart city. Akses internet yang cepat akan mendukung layanan pemerintah online, pendidikan digital, dan inovasi bisnis lokal.
Teknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, dengan sistem digital yang memungkinkan warga memantau kinerja pemerintah dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan secara online.
Pemimpin Jakarta harus responsif kepada kebutuhan rakyat dan fokus pada hasil nyata. Ini berarti memiliki mekanisme yang memudahkan warga untuk menyampaikan aspirasi dan kritik, serta memastikan setiap kebijakan berbasis data akurat dan penelitian matang.
Target yang jelas dan dapat dicapai harus ditetapkan, mencakup aspek seperti pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, penyediaan perumahan layak, serta peningkatan infrastruktur kota, yang semuanya dilaporkan secara terbuka kepada publik.
Penulis: Dr Benny Susetyo, Pakar Komunikasi Politik
No Comments