JAKARTA – Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng menilai penempatan para bankir Bank Mandiri di bank-bank BUMN lain dapat menjadi model pengembangan sumber daya manusia (SDM) di industri perbankan yang dapat diaplikasikan dimanapun.
Pernyataan Tanri Abeng tersebut menanggapi adanya lima bankir senior PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ditunjuk Kementerian BUMN untuk menempati posisi strategis di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
“Ditempatkannya top bankir [Bank Mandiri] di bank BUMN lainnya, maka model pengembangan Bank Mandiri bisa diaplikasikan dimanapun. Yang penting Dirut-nya dulu dipilih,” kata Tanri Abeng, Jumat (4/9).
Dia menegaskan saat ini beberapa bankir Bank Mandiri telah menempati posisi penting di sejumlah Bank Himbara dan perusahaan milik negara (BUMN). Talenta-talenta Bank Mandiri, lanjut Tanri, bukan hanya menjadi top bankir saja, tetapi dari bank dengan logo pita emas ini juga lahir Menteri Keuangan [Agus Martowardojo] dan dua Wakil Menteri BUMN saat ini.
Tanri yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan BUMN pertama RI menceritakan saat dirinya melakukan merger empat bank menjadi Bank Mandiri pada era krisis 1998 silam, ia memilih bankir senior sekaligus top leader. Saat itu, empat bank pelat merah yakni Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dilebur menjadi Bank Mandiri.
“Di era krisis saat itu, saya pilih bankir senior sekaligus top leader Robby Djohan dan Agus Martowardjojo, yang tidak saja kompeten profesional, tetapi utamanya fokus pada pengembangan sumber daya manusia secara disiplin dan tersistem. Makanya proses ‘management development’ di Bank Mandiri berjalan secara berkesinambungan hingga kini,” papar Tanri.
Karena saat empat bank milik negara dimerger, orang-orang yang bergabung di dalamnya adalah para bankir-bankir dari swasta. “Kedua orang itu adalah bankir tulen. Mereka sangat mementingkan kompetensi dan pengembangan SDM, makanya mereka punya orang-orang dari Bank Mandiri yang sudah ditempatkan dimanapun. Termasuk di luar perbankan pun, mereka berkiprah.”
Dengan profesionalitas yang dimiliki bankir-bankir swasta yang bergabung di Bank Mandiri saat awal mula berdiri, lanjut Tanri, mereka betul-betul melakukan transformasi dan membangun sistem. Bukan saja sistem pengelolaan perbankan, tetapi juga sumber daya manusia yang dijalankan secara kontinu. “Jadi kalau sudah ada sistem pimpinannya itu bisa melaksanakan, sistem yang sudah ditetapkan dengan kultur yang baru. Jadi saat itu saya sengaja mengambil orang bukan dari BUMN, supaya kulturnya itu kultur baru, jadi kultur swasta,” kenang Tanri.
Sebagai bank milik pemerintah, Bank Mandiri kini dinilai sukses menjadi bank modern dan sekaligus sebagai centre of excellent. Bank Mandiri dengan manajemen development yang baik dan tata kelola GCG, serta semangat kerja institusi telah menjadi candradimuka para bankir di Indonesia. Itu sebabnya tambah Tanri, di Bank Mandiri itu selalu disebutkan ada succesor. “Pergantian pemimpin disiapkan, kalau ada yang keluar sudah ada yang siap menggantikan.”
Sebelumnya diketahui Menteri BUMN Erick Tohir menunjuk Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar menjadi Dirut BNI dan juga menugaskan empat bankir senior Bank Mandiri menjadi Direktur BNI. Rotasi ini dilakukan dengan pertimbangan isu keuangan dan perbankan sangat penting di tengah situasi pandemi Covid-19.
Selain itu, para bankir Bank Mandiri yang saat ini menempati posisi penting di sejumlah Bank Himbara dan BUMN yakni Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Mansury. Diaspora Bank Mandiri yang juga menempati posisi penting di industri perbankan yakni Agus Sudiarto (Direktur Manajemen Risiko BRI), Handayani (Direktur Konsumer BRI), Setyo Wibowo (Direktur Enterprise Risk, Big Data & Analytic BTN), Jasmin (Direktur Distribusi dan Ritel Funding BTN) dan Nixon Napitupulu (Direktur Keuangan BTN) dan BUMN lainnya.
No Comments