BRIEF.ID – Wakil Presiden (Wapres) yang juga kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris secara mengejutkan mengalahkan rival terdekatnya Donald Trump, dalam jajak pendapat terbaru yang diadakan Reuters/Ipsos.
Berdasarkan survei yang rilis Selasa (23/7/2024), elektabilitas Harris mencapai 44% atau unggul dua poin dari Trump yang mengantongi 42%.
Survei Reuters/Ipsos dilakukan pada Senin (22/7/2024) dan Selasa (23/7/2024) setelah pengumuman pengunduran diri Presiden petahana Joe Biden dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS, Minggu (21/7/2024). Survei ini memiliki Margin of Error (MoE) ±3%.
Meski begitu, survei lainnya yang juga dirilis pada Selasa (23/7/2024), elektabilitas Harris tertinggal tipis dari Trump.
Jajak pendapat PBS News/NPR/Marist yang dilakukan pada Senin menunjukkan Trump menang tipis dari Harris dengan 46%. Harris sementara itu memperoleh 45%.
Berdasarkan survei tersebut, 87% warga AS menilai keputusan Biden mundur dari pencalonan adalah langkah tepat.
Sejumlah 41% responden juga mengatakan keputusan Biden mundur meningkatkan peluang Partai Demokrat memenangkan Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada 5 November 2024, demikian dikutip dari AFP.
Kampanye Perdana
Wapres Kamala Harris, pada Selasa (23/7/2024) waktu setempat mulai berkampanye perdana di Milwaukee, sejak Biden memutuskan mundur dari pencalonan presiden. Dia secara terbuka menyerang Trump dengan sederet isu yang tak mampu diatasi sang mantan presiden.
Beberapa isu yang dijadikan senjata Harris di antaranya hak aborsi, serikat pekerja, hingga kasus kekerasan bersenjata. Harris berjanji apabila terpilih sebagai presiden, akan memperluas akses aborsi, memudahkan pekerja bergabung dengan serikat pekerja, dan mengatasi kekerasan bersenjata di AS.
Ini merupakan isu-isu prioritas yang tak dibawa Trump dalam berbagai kampanyenya.
“Donald Trump ingin membawa kemunduran bagi negara kita,” kata Harris di hadapan ribuan pendukung yang berkumpul di West Allis Central High School di pinggiran Milwaukee, Wisconsin, seperti dikutip Reuters.
“Apakah kita ingin hidup di negara yang penuh kebebasan, kasih sayang, dan supremasi hukum, atau negara yang penuh kekacauan, ketakutan, dan kebencian?” lanjut Harris.
Riuh suara pendukung pun menggema kencang dalam kampanye. Suasana ini berbeda dengan kampanye-kampanye yang dilakukan Biden beberapa waktu lalu.
Kampanye Harris sejauh ini telah mengumpulkan $100 juta (Rp1,6 triliun) sejak Minggu.
Harris telah mengantongi dukungan dari sebagian besar pejabat Demokrat, termasuk mantan ketua DPR Nancy Pelosi, pemimpin partai di Senat Chuck Schumer, dan pemimpin partai di DPR Hakeem Jeffries.
Elektabilitas Harris yang meningkat secara dramatis telah mengubah poros pemilu AS terutama terhadap Partai Demokrat. Sebelumnya, banyak yang menyayangkan pencapresan Biden karena dinilai terlalu tua untuk kembali menjabat.
Harris bisa saja mengukir sejarah pemilu AS sebagai perempuan kulit hitam dan seorang Amerika keturunan Asia pertama jika terpilih menjadi presiden.
Partai Demokrat hingga kini belum mengumumkan calon presiden dan wakil presiden mereka secara resmi. Pengumuman capres dan cawapres bakal dilakukan dalam Konvensi Nasional partai pada 19 Agustus mendatang.
Sejauh ini, beberapa kandidat potensial yang bisa menjadi calon wakil presiden Harris antara lain Gubernur Kentucky Andy Beshear, Menteri Transportasi Pete Buttigieg, Gubernur Carolina Utara Roy Cooper, Senator Arizona Mark Kelly, Gubernur Illinois J.B. Pritzker, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. (CNN Indonesia)
No Comments