BRIEF.ID – Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Baswalu) memberi atensi atas kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Pemilu 2024. Jika tidak, DPP PPP akan meminta hal ini sebagai bagian yang termasuk dibongkar di hak angket, pekan ini.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy yang akrab disapa Romy mengatakan, pola kenaikan suara PSI tidak wajar dan tidak masuk akal.
Beberapa lembaga survei, lanjut Romy, juga menilai bahwa kenaikan suara PSI tidak wajar, karena berdasarkan perhitungan, ada beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di mana suara PSI mencapai 50%.
“Kalau ini tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!” tulis Romahurmuziy dikutip dari akun Instagram @romahurmuziy, Minggu (3/3/2024).
Menurut Romy, suara PSI yang dipimpin anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep mendapat 3% atau 2.291.882 suara saat pengumpulan data 540.231 TPS dari total 823.236 TPS (65,62%). Pada saat bersamaan, suara PPP hanya 3.037.760 atau 3,97%.
Kenaikan tersebut dinilai tidak wajar, karena PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS.
Mantan Ketua Umum PPP itu menegaskan, bahwa jumlah suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75%. Adapun suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77% di 110 TPS.
“Tidak masuk akal. Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam Bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi “sayang anak” lagi?” tulisnya.
No Comments