Pemerintah bersiap untuk meningkatkan produksi alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19. Saat ini, alat tes tersebut telah diproduksi dengan kapasitas sebanyak 50 ribu per minggunya oleh BUMN Bio Farma.
“Polymerase chain reaction itu sebetulnya sudah bisa diproduksi mandiri di Indonesia. Kemarin saya berkunjung ke Bio Farma itu di sana sudah bisa memproduksi 50 ribu per minggu,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy selepas pertemuan dengan Presiden di Istana Merdeka pada Senin, 22 Juni 2020.
Menko PMK yang dalam pertemuan tersebut datang bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa apabila kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi sebanyak 2 juta per bulan, maka kebutuhan akan alat tes PCR di dalam negeri dapat terpenuhi.
“Beliau (Presiden) sangat mendukung dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium produksi vaksin flu burung. Itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR,” ucapnya.
Nantinya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawahi Bio Farma, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Menteri Kesehatan akan berkoordinasi untuk dapat segera mewujudkan rencana tersebut.
Muhadjir mengatakan, pihak Bio Farma akan menyiapkan desain konstruksi untuk fasilitas produksi tersebut di mana Kementerian PUPR akan melakukan rekonstruksi gedung dimaksud berdasarkan desain tersebut.
“Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara Kementerian BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Menteri PUPR dan Menteri Kesehatan untuk bagaimana supaya PCR itu bisa betul-betul diproduksi di dalam negeri sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan impor,” tandasnya.
No Comments