Jakarta – PT Pegadaian (Persero) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi dengan nilai total sebesar Rp10 triliun untuk jangka waktu 2 tahun.
Untuk tahap awal pada 2020 ini, Pegadaian berniat menerbitkan obligasi sekitar Rp4 triliun dari total rencana Rp10 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian, Ninis Kesuma Adriani mengatakan
Pihaknya tengah mengurus perizinan terkait penerbitan obligasi tersebut ke otoritas.
“Kami sedang proses untuk obligasi, obligasi kami inginnya punya izin ke penerbitan obligasi berkelanjutan dan surat berharga lainnya dengan total Rp 10 triliun selama 2 tahun,” kata Ninis dalam paparan Kinerja Tahun 2019 di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Ninis mengungkapkan perseroan saat ini telah menunjuk penjamin emisi (underwriter).
Pegadaian, lanjut Ninis, juga akan berkoordinasi terlebih dahulu kepada sekuritas tersebut terkait penerbitan waktu untuk emisi obligasi pada 2020 ini, dan menentukan berapa tahap penerbitan surat utang tersebut.
“Karena kami ingin melihat nanti apakah di market sedang crowded sekali atau tidak. Kalau bunganya tidak bagus, ya tidak kita ambil. Kami akan bicara dengan underwriterkami, mungkin awal triwulan II, kurang lebih bisa Rp 4 triliun,” jelas Ninis.
Di lain sisi, Pegadaian pada tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun. Anggaran capex tersebut mayoritas digelontorkan untuk menambah aset perusahaan berupa tanah dan bangunan serta memperkuat digitalisasi bisnis.
“Pegadaian akan mendorong nasabah untuk cashless dan go digital. Memang membutuhkan waktu untuk mengenalkan digitalisasi tetapi sebagian besar milenial pasti melek dengan teknologi smartphone,” jelas Ninis.
Sepanjang 2019 lalu, Pegadaian meraih capaian kinerja positif dengan meraup laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun ( tumbuh 12%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perseroan juga membukukan outstanding pembiayaan (OSL) sebesar Rp 50,4 triliun (tumbuh 23,3%), di atas rata rata industri nasional.
Pegadaian mencatat NPL gross sebesar 1,75% dan total realisasi pembiayaan sebesar Rp145,6 triliun dan non pembiayaan sebesar Rp4,7 triliun selama tahun lalu.
Kinerja positif tersebut, didorong oleh sejumlah produk inovatif berbasis digital yang diluncurkan perseroan dan agresivitas dalam menjalin sinergi dan kolaborasi dengan ratusan mitra di tanah air.
“Banyaknya kolaborasi dan sinergi dengan ratusan mitra dari BUMN, swasta, perguruan tinggi dan berbagai organisasi selama 2019 mendorong penambahan jumlah nasabah Pegadaian dari 10,64 juta pada 2018 menjadi 13,86 juta pada 2019, naik 3,2 juta,” jelas Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto.
Kinerja positif yang berhasil diraih perseroan pada 2019, lanjut Kuswiyoto, tidak terlepas dari kontribusi seluruh nasabah yang setia menggunakan produk dan layanan perseroan.
Selain itu, Pegadaian juga melakukan program pemasaran yang intensif berupa Employee Get Customers. Program pemasaran ini melibatkan seluruh karyawan dan keluarga untuk terlibat dalam kegiatan memasarkan produk-produk inovatif, serta berbagai saluran distribusi baik melalui 4.123 outlet dan 9.673 agen.
Bahkan penggunaan aplikasi Pegadaian Digital telah dimanfaat untuk melakukan transaksi digital oleh lebih 2 juta nasabah.
No Comments