Menag: Indonesia Contoh Best Practice Membangun Dialog Antar Agama dan Peradaban

July 11, 2024

BRIEF.ID – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang menjadi contoh terbaik (best practice) dalam membangun dialog antar agama dan peradaban.

“Indonesia adalah salah satu contoh best practice dalam membangun dialog antar agama dan peradaban,” kata Menag pada Penyambutan Antar-Iman dan Antar-Peradaban bagi Kunjungan Imam Besar Al Azhar di Indonesia.

Acara yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Kementerian Agama di Jakarta, Rabu (10/7/2024), dihadiri Grand Syekh Al-Azhar yang juga Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, Rois ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais ‘Aam KH Afifuddin Muhajir, Katib ‘Aam KH Ahmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU KH Saifullah Yusuf, para tokoh Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan aliran kepercayaan.

Di hadapan  ribuan Nahdliyyin dan umat dari berbagai agama, Menag mengawali sambutannya dengan menyampaikan salam 6 agama. Salam itu, kata dia, bagian dari cara Indonesia merawat kerukunan.

“Di tengah keragaman agama,  Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, aliran kepercayaan, suku, ras dan golongan, bangsa ini dapat hidup berdampingan, penuh harmoni,” kata Menag.

Konflik Antar Agama

Ia mengatakan, dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Konflik antar negara,  antar agama, bahkan intra agama masih kerap terjadi. Di antara sebab konflik tersebut adalah tidak adanya kesalingan antar komponen, tidak saling memahami, tidak saling mengerti, dan tidak saling mencintai.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah konflik, kata Menag, adalah  membangun dialog antar agama dan dialog antar peradaban yang membahas persoalan-persoalan kemanusiaan dan peradaban.

Disebutkan, isu-isu universal seperti keadilan, kesetaraan, perdamaian, ekologi, dan keberlangsungan bumi menjadi kalimatun sawa’ yang dapat mempertemukan berbagai komponen masyarakat, pengikut agama dan bangsa.

“Perdamaian, keselamatan, dan cinta adalah inti ajaran agama-agama. Dalam Islam, Nabi Muhammad menekankan pentingnya ifsyā’ as-salām (menebar salam perdamaian). Dalam Kristen dikenal ajaran cinta kasih,” kata Menag.

Ia mengatakan agama Hindu mengajarkan konsep Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Catur Paramita. Agama Buddha mengenal konsep Dhamma, yang mengajarkan tentang keselamatan dalam kebenaran universal. Dan,  Konghuchu diajarkan 4 Watak Sejati yang harus dibina oleh setiap umat manusia, salah satunya adalah Ren yang berati cinta kasih.

“Ajaran luhur agama-agama seperti ini mari kita jadikan sebagai nilai sekaligus spirit untuk berdialog antar sesama, sehingga cita-cita kita semua untuk mewujudkan perdamaian dunia bisa terwujud,” kata Menag.

No Comments

    Leave a Reply