Jokowi, Tahun 2020 Lima Kawasan Pariwisata Harus Selesai

October 31, 2019

Jakarta — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas terkait program – program yang akan dijalankan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Salah satu arahan yang diberikan dalam kegiatan tersebut terkait Pariwisata.

Jokowi menegaskan bahwa bidang pariwisata juga harus lebih difokuskan, sehingga ia memberikan target agar akhir tahun 2020 nanti, lima kawasan pariwisata dan ekonomi yaitu Danau Toba, Borobudur, Pelabuhan Bajo, Mandalika, dan Manado dapat selesai.

“Airport, jalan, pelabuhan rampung. Produk-produk wisata, calendar of event-nya juga rampung. Sisi lingkungannya saya juga sudah perintah ke Menteri LHK agar di situ disiapkan persemaian untuk menghijaukan kawasan-kawasan itu biar lebih baik,” kata Jokowi di Jakarta, Rabu (30/10).

Tidak hanya pariwisata, Jokowi meminta jajarannya untuk menyiapkan dan membuat program-program terobosan untuk menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

“Harus kita pastikan bahwa peningkatan investasi terus bisa kita lakukan dan dalam saat yang bersamaan kita juga bisa mengurangi ketergantungan-ketergantungan pada barang-barang impor,” katanya.

Dalam upaya untuk menekan defisit yang utamanya disumbangkan dari sektor migas, Jokowi menekankan kembali mengenai langkah-langkah peningkatan produksi minyak di dalam negeri yang harus dilakukan untuk mendukung kebijakan di dalam negeri sekaligus mengurangi impor bahan bakar minyak.

“Saya menekankan kembali peningkatan produksi minyak di dalam negeri sehingga segmentasi dari kebijakan energi baru terbarukan juga harus dipercepat lagi terutama percepatan mandatori dari B20 menjadi B30, nanti melompat ke B50 ke B100,” ucapnya.

Beralih ke program lainnya, Jokowi mengevaluasi pelaksanaan program tol laut dalam beberapa tahun belakangan. Dijelaskan bahwa di awal berlakunya program tersebut, harga-harga bahan pokok yang dilayani trayek tol laut berhasil diturunkan sebesar 20 hingga 30 persen. Inflasi juga berhasil diturunkan di sejumlah wilayah yang dilalui trayek tol laut.

“Tapi akhir-akhir ini rute-rute yang ada itu barangnya dikuasai oleh swasta tertentu, saya belum dapat ini swastanya siapa, sehingga harga barang itu ditentukan oleh perusahaan ini.”

Ulah tersebut mengakibatkan harga-harga barang ditentukan oleh perusahaan swasta dimaksud dan harga kembali naik, sehingga agar hal ini secepatnya diselesaikan.

“Tol lautnya ada tapi harganya juga tetap ya untuk apa kita buat tol laut itu. Tol laut itu dibangun untuk menurunkan biaya logistik kita, biaya transportasi kita, sehingga harga menjadi jatuh turun. Tapi kalau nanti yang dikuasai oleh satu perusahaan munculnya beda lagi, kita memberikan fasilitas kepada dia. Ini yang tidak kita kehendaki.”

Adapun yang berkaitan dengan investasi, dimintanya jajarannya untuk fokus pada beberapa potensi investasi saja namun diselesaikan hingga tuntas. Ia juga menyoroti soal investasi yang berfokus pada industri hilirisasi yang memungkinkan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahkan bahan jadi sehingga meningkatkan penerimaan negara. Selain itu, menginginkan adanya industri yang bisa menghasilkan barang-barang substitusi impor.

“Contoh yang ada di Morowali itu bisa dikopi untuk produk-produk bahan mentah yang selama ini kita ekspor.”

No Comments

    Leave a Reply