IQAir: Kualitas Udara di Jakarta Tidak Sehat

BRIEF.ID – Kualitas udara Kota Jakarta, pada Senin (27/5/2024) berada dalam kategori tidak sehat dan masuk lima terburuk di dunia berdasarkan data yang dikeluarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.

Sebaliknya, kota dengan kualitas udara  bersih di dunia adalah Auckland (Selandia Baru) 3, Brusel (Belgia) 5, Bogota (Kolumbia) 7, Yangon (Myanmar) 10, Dublin (Irlandia) 13, dan Vancouver (Kanada) 17.

Berdasarkan data laman resmi yang dipantau di Jakarta, Senin (27/5/2024) pukul 08.05 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 164, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 91 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 18,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut, mencatatkan bahwa Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ketiga terburuk di dunia.

Lima kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin yaitu  Lahore (Pakistan) di angka 177, New Delhi (India) 176, Kinshasa (Kongo) 174,  Kairo (Mesir) 167), dan dan Jakarta (Indonesia) 164. Selain Jakarta, situs pemantau kualitas udara tersebut juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat, di antaranya Tangerang Selatan (Banten) 195, Pagak (Jawa Timur) 163, Kota Surabaya (Jawa Timur 134, dan Kota Bandung (Jawa Barat) 132.

Masyarakat  direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang.

Dari lima lokasi yang masuk dalam pemantauan semua masuk pada kategori sedang. Untuk titik pemantau yang berada di Kelapa Gading di angka 92, Kebon Jeruk di angka 99, Bundaran HI 95, dan Jagakarsa 72.

Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.

Sementara itu, untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan bahwa Jakarta mulai memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024. Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi kembali dilanda polusi udara.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan fenomena iklim global berupa El Nino, La Nina dan Dipole Mode Positif/Negatif turut mempengaruhi partikel polutan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Albert mengungkapkan La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina. Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

“Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5,” katanya.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Kemenhub Sediakan 29.972 Tiket Gratis Kapal Laut

BRIEF.ID - Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan...

Rusia Tawarkan Suaka Kepada Bashar al-Assad Beserta Keluarga

BRIEF.ID – Pemerintah Rusia menawarkan suaka politik kepada Presiden...

Harga Ikan Bandeng Melejit Tembus Rp46.300 per Kg

BRIEF.ID - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan harga bahan...

Cadangan Devisa Akhir November 2024 Sebesar US$ 150,2 Miliar

BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) menyatakan, posisi cadangan devisa...