BRIEF.ID – Investor asing terus melepas Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi Pemerintah RI sejak Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate menjadi 5,75%.
Seperti dilansir Bloomberg Tecnoz, aksi jual SBN dilancarkan investor asing sejak pengumuman BI-Rate turun pada 15 Januari 2025. Dalam 6 hari perdagangan, yakni 16-22 Januari 2025, penjualan asing terhadap SBN tercatat mencapai Rp10,3 triliun.
Angka tersebut merupakan penjualan terbesar sejak akhir September 2023, ketika investor asing melepas Rp13,25 triliun dalam sepekan.
Per 22 Januari 2025, total kepemilikan asing di SBN berada di posisi Rp866,81 triliun, tercatat paling rendah dalam empat bulan terakhir atau sejak 19 September 2024.
Penurunan BI-Rate memang diimbangi dengan intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Sepanjang pekan ini, rupiah terpantau menguat, namun rawan tertekan seiring kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membuat indeks dolar semakin menguat.
Tercatat rupiah telah merosot hingga 7% sejak Donald Trump terpilih dalam Pemilu AS, pada 5 November 2024. Hal itu, menempatkan rupiah sebagai mata uang Asia dengan pelemahan kedua terdalam setelah Won Korsel.
Pelemahan rupiah membuat aset-aset domestik termasuk SBN jadi kurang menarik, sehingga nvestor asing melepas SBN dan memilih masuk ke dolar AS dan US treasury yang dianggap sebagai safe haven dalam ketidakpastian global saat ini.
Apalagi tingkat imbal hasil surat utang AS atau US Treasury masih bertahan cukup tinggi di atas 4,5%.Yield US Treasury yang tinggi memicu arus keluar modal global dari emerging market, kembali ke pasar AS.
Saat ini, selisih imbal hasil RI dengan AS menyempit lagi ke 244 basis poin, setelah sempat melebar jadi 250 basis poin beberapa waktu lalu. (jea)
