Jakarta – Industri perbankan nasional mencatat adanya pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga pada Februari 2020, kendati di satu sisi penyaluran kredit melambat menyusul kondisi ekonomi yang tertekan akibat pandemi virus corona (covid-19).
Laporan terbaru Bank Indonesia mengenai Analisis Uang Beredar Februari 2020 mencatat dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan mencapai Rp5.806,9 triliun, atau tumbuh 7,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Capaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yakni Januari 2020 dengan DPK sebesar Rp5.721,9 triliun (6,6% yoy).
“Peningkatan DPK pada Februari 2020 didorong oleh kenaikan seluruh jenis simpanan baik giro, tabungan, maupun simpanan berjangka,” demikian laporan BI, Selasa (31/3/2020).
Berdasarkan golongan nasabah, BI menyatakan peningkatan DPK terjadi baik pada golongan nasabah perorangan maupun korporasi.
Secara umum, giro tercatat meningkat, dari 11,1% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 12,7 % (yoy) pada bulan lalu. Berdasarkan lokasi penempatan dana, peningkatan terjadi pada wilayah Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Pada periode yang sama, jumlah tabungan meningkat sebesar 8,2% (yoy), lebih tinggi dari Januari 2020 sebesar 7,4% (yoy). Berdasarkan lokasi, peningkatan terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Di samping itu, simpanan berjangka atau deposito juga mengalami peningkatan sebesar 4,5% (yoy) dari bulan sebelumnya tumbuh 3,9% (yoy). Peningkatan itu dikontribusi dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Perkembangan Kredit
BI dalam laporan tersebut juga merilis perkembangan kredit perbankan nasional pada periode Februari 2020. Kredit perbankan dilaporkan mengalami perlambatan, tumbuh 5,5% sebesar Rp5.544 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 5,7% (yoy).
Perlambatan penyaluran kredit terjadi baik dari debitur korporasi maupun perorangan. Kredit kepada korporasi melambat dari 5,2% pada Januari 2020 menjadi 4,6% pada bulan lalu.
Adapun kredit kepada perorangan juga tercatat melambat, dari 6,6% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 6,3% (yoY). Berdasarkan jenis penggunaanya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh kredit, baik kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.
Seiring dengan perlambatan penyaluran kredit secara umum, kredit sektor UMKM pada bulan lalu juga turut melemah, dari 8,2% (yoy) menjadi 7,8% (yoy).
No Comments