BRIEF.ID – Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali memuji kepiawaian Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menjangkau basis pemilih dan swing voters (pemilih bimbang) melalui forum debat.
Ganjar juga dipuji sebagai penampil terbaik dibandingkan dua capres lainnya, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, dengan komunikasi politik yang nyaris sempurna, yakni mencapai 91,1%.
Pada dua kesempatan debat, yakni Debat Capres Pertama dan Debat Capres Ketiga, Ganjar disebut menjadi bintang dalam komunikasi maupun pemaparan sesuai isu debat.
“Semula kami berpikir Anies yang berbicara paling cepat dengan 124 kata per menit, Ganjar 122 kata per menit, dan prabowo 84 kata per menit,” kata Effendi.
Dalam tayangan Republik Mimpi pascadebat capres pertama pada 12 Desember 2023, kata Effendi, Anies terlihat menguasai debat, namun secara keilmuan Ganjar yang paling menguasai komunikasi publik.
Selain itu, Ganjar juga paling banyak menggunakan kata “kami” untuk menggambarkan perjalanannya bersama Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD, untuk menemui begitu banyak rakyat dari Sabang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga Merauke di Provinsi Papua Selatan, yang merindukan jaminan Program Unggulan Ganjar-Mahfud dan KTP Sakti yang tepat sasaran.
“Ganjar juga membumikan topik-topik tinggi seperti pemerintahan, politik, demokrasi, dan HAM, antara lain dengan tersedianya nakes (tenaga kesehatan) yang cukup di setiap desa serta 1 keluarga miskin mesti bisa mewujudkan 1 sarjana. HAM tentu bisa dibaca dalam hak ekonomi dan sosial atau ekosop,” tutur Effendi.
Dia menjelaskan, Ganjar juga mengajukan pertanyaan yang kuat dengan menyasar isu, misalnya terkait kemauan pemerintah untuk membentuk pengadilan HAM Adhoc dan menunjukkan pusara korban HAM masa lalu.
Yang paling penting, lanjut Effendi, Ganjar menjadi capres yang memanfaatkan momen Debat Capres untuk fokus menjangkau kembali pemilihnya dan mengajak pemilih bimbang
“Ganjar juga tampil kuat sebagai penampil menarik di angka 91,1% serta harus dicatat paling sedikit sentimen negatif hanya 23%, disusul Anies 27%,” ungkap Effendi.
Selain itu, Effendi juga mengungkapkan Ganjar dinilai publik paling baik menguasai masalah dalam debat pertama, dengan penilaian sebesar 68,5%.
Debat Ketiga Capres
Effendi juga mengkritisi Debat Ketiga Capres dengan kembali memberikan skor yang tinggi kepada Ganjar sebagai Capres yang menguasai isu Debat dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik agar diterima penonton.
Dibandingkan Anies yang lebih aktif menyerang, Ganjar memberikan pertanyaan yang mengkritisi kebijakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang notabene di bawah kewenangan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan (Menhan) saat ini.
“Di Debat Ketiga Capres, dengan ringan hati kita harus mengakui Ganjar bintangnya,” kata Effendi dalam tayangan TvOne, Selasa (9/1/2023).
Dia juga menyampaikan catatan atas penampilan Prabowo yang secara teori justru menunjukkan kekurangannya dalam hal komunikasi.
“Di dalam debat, enggak bisa anda katakan ayo kita selesaikan di luar. Misalnya ada banyak data, sampaikan saja poin 1 begini, poin 2 begini, yang lain tidak bisa saya sampaikan di sini, itu yang seharusnya disampaikan Prabowo,” tutur Effendi.
Dia menjelaskan, secara di atas kertas, beban terkait Debat Ketiga Capres yang mengangkat tema Pertahanan dan Keamanan, hubungan luar negeri, dan geopolitik menjadi beban tersendiri bagi Prabowo selaku Menhan.
Di sisi lain, ketidakmampuan Prabowo untuk menjelaskan dengan memanfaatkan waktu yang ada, ditambah pancingan emosi dari pertanyaan Anies di awal debat, membuat Prabowo tak bisa menjadi bintang di bidang yang dikuasainya.
“Tapi yang menarik, Ganjar mampu menempatkan posisinya untuk menjadi bintang di antara 2 Capres dalam Debat Ketiga. Alur debatnya menarik, kalau kita lihat cuplikannya kita bisa melihat bagaimana Anies yang warming up, tapi di ujungnya Ganjar menutupnya dengan gol,” ungkap Effendi.
No Comments