BRIEF.ID – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong daerah membentuk ekosistem investasi dan saling berkolaborasi, karena berperan penting untuk mendatangkan investor ke suatu daerah.
“Untuk menarik banyak investor, perlu ada penciptaan ekosistem investasi dari hulu sampai hilir di setiap daerah,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, dalam acara diskusi terkait aglomerasi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2025).
Menurut dia, pembentukan ekosistem investasi tersebut dapat dilakukan melalui kolaborasi antara kabupaten/kota, karena jika masing-masing daerah berdiri sendir, akan sulit melengkapi ekosistem investasi sesuai dengan kebutuhan investor.
Dia menjelasakan, jika masing-masing kabupaten/kota mendirikan kosistem investasi sendiri-sendiri, ada kemungkinan mereka tidak memiliki ekosistem investasi yang lengkap, bahkan justru akan memunculkan persaingan antardaerah dalam memperebutkan investor yang sama.
Hal itu, bisa berdampak investor tidak jadi masuk ke daerah tersebut karena ekosistem yang kurang lengkap, atau investasi yang masik tidak akan signifikan karena terbagi-bagi dengan investasi pada daerah lain.
“Nah dari situ makanya kemudian, untuk acara aglomerasi ini kami ingin bahwa aglomerasi Solo Raya bisa dukungan ekosistem dari infrastruktur,” ujar Ichwan.
Dia menyampaikan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) d setiap daerah juga memegang peranan penting karena akan ikut terlibat dalam pemetaan ekosistem investasi.
Menanggapi hal itu, Ketua Kadin Surakarta, Ferry Septha Indrianto, mengapresiasi dukungan dari BKPM terkait dengan program aglomerasi tersebut. Meski demikian, pemahaman setiap pihak harus sama untuk menuju proses aglomerasi Solo Raya.
“Pemahaman yang sama ini yang harus kita gagas agar proses menuju aglomerasi Solo Raya ini bisa terjadi secara teknokrasi hingga beberapa kepentingan untuk aktivitas itu juga harus kita jaga. Beranjak dari bawah kemudian nanti diputuskan oleh pemerintah pusat, itu yang kami harapkan,” kata Ferry.
Termasuk pada pimpinan baru mendatang, ia berharap agar memiliki pemahaman yang sama terkait dengan aglomerasi. Kesinambungan ini tentu harus dilihat secara sektoral, penegasan seperti wilayah Karanganyar fokus di bidang apa, Boyolali di apa, Sukoharjo apa, dan lain lain sebagainya. Hanya Kota Solo harus sadar bahwa keterbatasan Kota Solo yang paling besar, wilayah yang paling kecil itu harus menjadi motor untuk promosi untuk memikirkan kepentingan Solo Raya.
No Comments