Petani Menjerit, Pembangunan Food Estate Mangkrak, Dana Rp 108,8 Triliun Seharusnya Dialokasikan Tingkatkan Kuota Pupuk Bersubsidi

January 19, 2024

BRIEF.ID – Ratusan petani, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), anak muda hingga tokoh agama se Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur berkumpul di Warung Kopi Bara Gablak, pada Kamis (18/1/2024) malam.

Mereka terlihat sangat antusias   berdialog dengan Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, yang penuh kesabaran mendengarkan banyak hal yang dikeluhkan. Mereka satu per satu menyampaikan keluh-kesahnya untuk mewakili kelompoknya.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Magetan, Darsono mengungkapkan permasalahan krusial terkait  pupuk bersubsidi,  yang kini dihadapi petani di seluruh Indonesia.  

“Tolong Pak, kuota pupuk bersubsidi ditambah. Dari 99 komoditas pertanian yang mendapatkan pupuk bersubsidi, sekarang tinggal 9 komoditas saja, setelah diterbitkan Permentan baru,” kata Darsono.

Selain mengurangi kuota pupuk bersubdisi, pasokannya pun  sangat sedikit. Disebutkan Darsono, untuk standar 3 kwintal pupuk per hektare, kini petani hanya menerima 70 kilogram per hektare.

“Bagaimana hasil panen bagus, Pak. Pupuk yang diberikan banyak berkurang. Kami tahu, kuota pupuk bersubsidi dikurangi karena beban anggaran negara berat. Tapi, anggarannya malah  buat program Food Estate yang sekarang mangkrak,” tegasnya.

Food Estate adalah Program Strategis Nasional 2020-2024 yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Proyek ini  berada di bawah kendali Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdasarkan Perpres  Nomor 108 Tahun 2022.

Presiden Joko Widodo saat  menyampaikan keterangan pemerintah atas UU APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan di  Parlemen, pada  16 Agustus 2023 menyatakan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun Food Estate di  Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

Dana sebesar Rp 108, 8 triliun itu dialokasikan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan. Selain itu,  pemerintah juga bertekad untuk meningkatkan  produksi pangan domestik, memperkuat  kelembagaan petani, mendukung  pembiayaan, dan perlindungan usaha tani. Namun proyek itu

Menambah Kuota Pupuk

Darsono mengatakan, dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun  proyek Food Estate yang kini mangkrak, lebih baik  digunakan untuk menambah kuota pupuk bersubsidi bagi petani supaya panen membaik.

Sebab, kata dia, anggaran lebih dari seratus triliun rupiah itu terbukti terbuang sia-sia. Bahkan, proyek Food Estate hanya berimbas pada penebangan hutan yang tidak menghasilkan apa pun.

“Mending buat menambah kuota pupuk bersubsidi, pasti manfaatnya lebih dirasakan oleh rakyat. Kalau Pak Ganjar terpilih menjadi Presiden, tolong program ini ditinjau ulang,” ucapnya.

Ganjar menyatakan sepakat, bahwa kuota pupuk bersubsidi harus ditambah agar petani kecil tidak kesulitan.

“Selain itu, kita juga harus membangun  pabrik pupuk sendiri agar kebutuhan kita tidak terlalu mengandalkan negara lain. Saya sepakat bahwa kita harus seefisien mungkin dalam penggunaan anggaran agar tepat sasaran,” ucapnya.

No Comments

    Leave a Reply