Hilirisasi Hapus Sejarah Kelam Ekspor Bahan Mentah

August 20, 2023

BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat  untuk mempertahankan program hilirisasi sehingga sejarah kelam ekspor bahan mentah tidak terulang lagi.

“Sejarah lama itu tidak boleh terulang lagi. Jadi jangan ekspor bahan mentah. Jadi tolong diingatkan pemimpin ke depan jangan ekspor bahan mentah, rakyat harus berani mengingatkan mengenai itu,” kata Presiden Jokowi  pada  Pengukuhan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Lapangan Benteng, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara,  Sabtu (19/8/2023).

Presiden Jokowi menyatakan, ekspor bahan mentah  Indonesia telah berlangsung sejak zaman VOC Belanda, yakni sudah lebih dari 400 tahun dan hasilnya tidak memberikan nilai lebih bagi Indonesia.

“Sudah lebih dari 400 tahun kita ini selalu mengekspor bahan mentah, sejak VOC. Kirim bahan mentah, kirim bahan mentah. Ya kita dapat, dapat uang tapi sangat kecil sekali,” katanya.

Selain itu, lanjut Presiden Jokowi,  kejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas asal  Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.

“Dulu Indonesia ini pernah booming minyak tahun 70-an, tapi kita tidak mendapatkan nilai tambah dari sana. Tahun 80-an saya ingat kita ini pernah booming kayu, hutan banyak yang dibabat tapi kita juga tidak mendapatkan nilai tambah dari sana,” jelasnya.

Program Hilirisasi

Saat ini,  pemerintah terus menggaungkan program hilirisasi untuk memberikan nilai tambah atas penghasilan negara.  

“Saya berikan contoh saja nikel. Komoditas  ini sering saya sampaikan waktu ekspor bahan mentah ini sebelum 2020, waktu ekspor bahan mentah kita setahun itu hanya dapat kira-kira US$ 2,1 miliar. Artinya, hanya kurang lebih Rp 32 triliun, begitu dihilirisasi,  diindustrialisasi nilainya menjadi US$ 33,8 miliar  atau  dari Rp 32 triliun  menjadi kurang lebih Rp 510 triliun, lompatannya berapa kali?” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan,  dari lompatan itu  tentu saja berdampak bagi  penerimaan negara hingga pembukaan lapangan kerja.

“Sebelum hilirisasi kesempatan kerja,  pembukaan lapangan kerja ada di negara lain. Setelah hiliriasi lapangan kerja terbuka di dalam negeri. Karena, negara dari nikel itu sekali lagi dapat  Pajak Pertambahan Nilai, dapat PPH perusahaan, dapat PPH karyawan, dapat royalti, dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor,” kata Presiden Jokowi.

Ia menilai ke depannya ketika ekspor bahan mentah sejumlah komoditas lainnya  dihentikan, maka dapat mendorong  terbukanya lapangan kerja dalam negeri.

“Kalau nanti stop bauksit, stop tembaga, stop timah, stop batu bara, stop minyak kelapa sawit CPO, stop rumput laut—ekspor rumput laut mentah, stop ikan mentah, berapa yang kita bisa buka lapangan kerja di dalam negeri?” katanya.

Menurut Presiden Jokowi, untuk mempertahankan hilirisasi, selain dibutuhkan keberanian, juga  kekompakan dan persatuan antar komponen bangsa.

“Tapi sekali lagi, semua itu membutuhkan kekompakan, semua itu membutuhkan persatuan, membutuhkan seluruh kekuatan komponen bangsa ini untuk bersama-sama meraih, bersama-sama berusaha,” kata Presiden Jokowi.

No Comments

    Leave a Reply