Volatilitas IHSG Berlanjut, Investor Wajib Sikapi Risiko

December 12, 2022

BRIEF.ID –  Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi masih akan berlanjut tahun 2023, investor diharapkan bijak menyikapi berbagai kemungkinan yang terjadi.

Dalam situasi yang penuh dinamika ini, investor wajib menyikapi risiko-risiko yang umumnya terjadi.

Demikian diungkapkan Co-Founder Jelita Trading Bareng, Mono S. Patriabudi saat menjadi pembicara pada diskusi Investment Talk bertema “Risk on – Risk off: Adaptive Momentum Investing” yang digelar D’ Origin Advisory bekerja sama dengan IGICO Advisory, Minggu (11/12/2022).

Pembicara lainnya  dalam diskusi itu,  Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana dan Head of Equity Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni.

Mono mengungkapkan,  dalam dunia investasi atau trading secara umum ada empat risiko yang umumnya terjadi.

Pertama adalah basic risk.

“Dalam hal investment atau trading, basic risk berkaitan dengan posisi size kita sebagai seorang investor/trader di market,” jelas dia.

Kedua, general market risk factor.  Ia mengatakan hal ini berkaitan dengan performa emiten. Contohnya di saat kita sudah yakin terhadap suatu emiten, baik dari sisi fundamental yang baik maupun sisi teknikal yang bagus.

“Jika pasar sedang dalam tren turun,  sebagus apapun emiten tersebut, kemungkinan besar akan terpengaruh,” jelas dia.

Ketiga, risiko volatilitas.

Menurut Mono, risiko volatilitas terkait dengan timing atau momentum seorang trader atau investor masuk ke satu emiten tertentu, yang diyakini akan membawa keuntungan.

“Kita juga bisa terkena impact volatility di sini jika masuk terlalu cepat atau keluar terlalu cepat. Jadi momentum di sini akan sangat terkait dengan volatility risk,” katanya.

Keempat, risk dari likuiditas. Sebagaimana diketahui, pasar modal di dalam negeri memiliki sejumlah emiten yang masuk ke dalam LQ45 yang memiliki likuiditas besar.

“Di mana kalau kita beli, kita bisa keluar juga,” kata Mono.

Di sisi lain, lanjut Mono,  ada pula emiten dengan likuiditas rendah sehingga acapkali investor/trader bisa melakukan beli tetapi tidak bisa jual, dan akhirnya ‘nyangkut’ atau terjebak di saham tersebut. “Ini yang namanya risiko dari sisi liquidity,” ujarnya.

Risk atau risiko selalu berjalan berdampingan dengan reward atau peluang. Disaat pasar sedang bergejolak seperti saat ini,  peluang masih tetap ada,” kata dia.

No Comments

    Leave a Reply