Rosan Roeslani: Instrumen Investasi Syariah Magnet Pasar Modal Indonesia

November 5, 2022

BRIEF.ID – Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Rosan Perkasa Roeslani mengatakan instrumen investasi syariah menjadi magnet tersendiri bagi pasar saham Indonesia disaat terjadi berbagai guncangan akibat krisis global yang dipicu krisis pangan, energi, finansial, dan geopolitik, yang melibatkan Rusia vs Ukraina.

“Produk investasi berbasis indeks syariah, seperti Reksa Dana Indeks Syariah, dan exchange traded fund (ETF) atas indeks syariah, mudahkan investor berinvestasi pada saham-saham syariah yang memiliki karakteristik pertumbuhan tinggi,” kata Rosan saat bertemu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dan eksekutif Standard & Poor’s di Washington, AS, Sabtu (5/11/2022).

Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani (dua dari kiri) saat bertemu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dan eksekutif Standard & Poor’s di Washington, AS, Sabtu (5/11/2022).

Pada 31 Oktober 2022, Bursa Efek Indonesia meluncurkan indeks IDX Sharia Growth. Indeks ini mengukur kinerja harga 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan baik.

Pada tahun 2011, hanya ada 314 saham syariah yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Jumlah itu meningkat signifikan per September 2022, dimana terdapat 493 saham.

“Bicara mengenai peluang dan tantangan pasar saham dan keuangan Indonesia khususnya investasi syariah memang selalu menarik. Jika bicara mengenai investasi syariah kita tahu potensinya besar, tetapi produk-produk syariah sayangnya belum menjadi magnet bagi investor. Investor yang memegang prinsip syariah pun masih belum terlalu banyak,” jelas Rosan.

Ia mengatakan, pasar saham dan keuangan serta lingkungan investasi di Indonesia sangat menarik baik bagi investor asing maupun domestik. Daya tarik Indonesia, lanjutnya, ditopang fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh. Pada Kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44%, suatu pencapaian terbaik di antara negara-negara G20.

Selain itu, terjadi peningkatan jumlah saham syariah, yang didukung pertumbuhan aktivitas transaksi saham syariah yang rata-rata pertumbuhannya itu 9,8% per tahun dari Rp 3,03 triliun rata-rata per hari, kini sudah mencapai Rp 7,74 triliun per hari.

“Alhamdulilah, hasil dari diskusi ini, kami menyepakati untuk berkolaborasi dan bekerja sama membuka potensi pasar saham dan keuangan di Indonesia, khususnya investasi syariah,” ujar Rosan.

No Comments

    Leave a Reply