BRIEF.ID – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, umat beragama harus berperan sebagai aktor penjaga kedamaian pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
Pada tanggal 14 Februari 2024, Indonesia akan menggelar Pemilu serentak untuk memilik Presiden-Wakil Presiden an Anggota Legislatif.
“Sebagai umat beragama, kita semua berperan sebagai aktor yang menjaga kedamaian dalam pelaksanaan Pemilu tahun depan. Jangan malah menjadi bagian yang salah, menganggap Pemilu ini medan peperangan, yang mengorbankan hidup dan mati, sehingga saling memusuhi, itu tidak boleh,” kata Menag pada acara “Doa Bersama untuk Bangsa” yang diselenggarakan Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma lndonesia (MNSBDI) di Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2023).
Menag mengatakan, umat Buddha sebagai bagian integral bangsa Indonesia, berkewajiban untuk menyambut tahun politik secara damai. Sebab, Pemilu hanya merupakan mekanisme memilih pemimpin di negeri ini.
“Penting untuk menghindari hal-hal yang bisa memecah belah,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Menag juga berpesan untuk memilih pemimpin yang mempunyai rekam jejak baik, khususnya dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Apalagi Indonesia mempunyai pengalaman buruk terkait hal itu.
“Kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin yang tepat, agar agama dan keyakinan yang kita pegang erat ini bisa tetap terjaga, dan terjamin keberlangsungannya, bisa tetap melakukan ibadah tanpa ada gangguan apapun. Saya berharap, dalam memilih pemimpin ini, benar-benar melihat rekam jejaknya. Jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak miliki perhatian kepada kita semua,” kata dia.
No Comments