The Fed Isyaratkan Pemangkasan Suku Bunga Berlanjut di 2025

BRIEF.ID – Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut di Tahun 2025.

Pada Rabu (18/12/2024), Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi sekitar  4,25% hingga 4,50%.

Dengan demikian, sepanjang tahun ini Bank Sentral AS telah memangkas suku bunga The Fed atau FFR sebanyak 3 kali secara berturut-turut sebesar 100 basis poin.

Pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin sesuai  dengan ekspektasi pelaku pasar yang tercermin pada CME FedWatch Tool yang mencapai 97,99%.

Meski kondisi ekonomi AS membaik, ditandai dengan stablinya inflasi dan tingginya Indeks Keyakinan Konsumen, keputusan The Fed untuk memangkas FFR sebesar 25 basis poin menimbulkan pertanyaan mengenai arah kebijakan ke depan.

Gubernur The Fed, Jerome Powell, dalam pernyataan seusai FOMC, menyampaikan bahwa ke depan The Fed tidak akan agresif atau lebih hati-hati dalam memutuskan pemangkasan suku bunga acuan.

“Kami telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh karena itu, kami bisa lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami,” ujar Jerome Powell, dalam jumpa pers seusai FOMC The Fed, Rabu (18/12/2024) atau Kamis (19/12/2024) dini hari WIB.

Pada 2025, The Fed menginsyaratkan hanya akan memangkas suku bunga FFR sebanyak 2 kali dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, dan besarannya  tidak akan jauh dari 100 basis poin. 

Dalam jangka panjang, komite memandang suku bunga “netral” berada pada 3%, 0,1 poin persentase lebih tinggi dibandingkan pembaruan September, karena tingkat ini secara perlahan meningkat sepanjang tahun ini (3% vs 2,9%).

Pemotongan suku bunga FFR sebesar 25 basis poin tetap dilakukan, meskipun FOMC The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun 2024 menjadi 2,5%, setengah poin persentase lebih tinggi dari proyeksi September 2024.

Untuk tahun-tahun mendatang, pejabat The Fed memperkirakan PDB melambat ke proyeksi jangka panjangnya sebesar 1,8%.

The Fed juga menurunkan perkiraan tingkat pengangguran tahun ini menjadi 4,2% sementara inflasi utama dan inti dinaikkan ke estimasi masing-masing 2,4% dan 2,8%, sedikit lebih tinggi dari proyeksi September dan di atas target 2% Fed untuk akhir 2024.

Keputusan komite ini diambil meskipun inflasi tidak hanya tetap di atas target bank sentral, tetapi juga sementara ekonomi diproyeksikan oleh Fed Atlanta akan tumbuh pada tingkat 3,2% di kuartal keempat dan tingkat pengangguran berada sekitar 4%.

Selain itu, The Fed harus menghadapi dampak dari kebijakan fiskal di bawah kepemimpinan Donald Trump, presiden terpilih AS yang akan dilantik pada Januari 2025.

Donald Trump telah mengindikasikan rencana untuk peengetatan tarif, pemotongan pajak, dan deportasi massal yang semuanya dapat meningkatkan inflasi dan mempersulit tugas bank sentral.

Kendati The Fed memangkas suku bunga, tingkat suku bunga hipotek dan imbal hasil Treasury tetap melonjak tajam selama periode ini, yang mungkin menunjukkan bahwa pasar tidak percaya Fed akan dapat menurunkan lebih banyak lagi.

Imbal hasil pada US Treasury 10 tahun naik menjadi 4,49%, tertinggi sejak Mei 2024. Sedangkan imbal hasil US Treasury 2 tahun melonjak lebih dari 8 basis poin menjadi 4,35%.

Lonjakan imbal hasil treasury itu dipicu  ekspektasi pasar yang melihat sinyal pemotongan lebih lanjut mungkin akan lebih sedikit pada 2025 dan 2026.

Tak hanya itu, indeks dolar AS juga terbang ke 108,18 pada Kamis dini hari, rekor tertingginya sejak 10 November 2022 atau dua tahun lebih.

Kenaikan imbal hasil dan indeks dolar ini menunjukkan jika investor kembali membeli instrumen berdenominasi dolar AS. Kondisi ini bisa memicu outflow pada Emerging Markets seperti Indonesia.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Capai 5,03%

BRIEF.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi...

LPEM FEB UI: Indonesia Masuki Tahun 2025 dengan Kinerja Ekonomi Melemah Secara Subtansial

BRIEF.ID - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas...

Realisasi Investasi Tahun 2024, Lampaui Target

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi langkah-langkah konkret untuk...

Megawati Didaulat Sebagai Penasihat Scholas Ocurrentes

BRIEF.ID -  Presiden ke-5 RI didaulat sebagai  penasihat Scholas...