BRIEF.ID- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang digelar Senin (13/3), mengangkat dan menetapkan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan Awan Nurmawan Nuh sebagai Komisaris perseroan.
Awan menggantikan posisi Hadiyanto yang diberhentikan dengan hormat karena telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Komisaris BRI. Seperti diketahui, Hadiyanto merupakan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan tahun 2006 hingga 2015.
“Kami mengucapkan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan saudara Hadiyanto selama menjabat sebagai Dewan Komisaris dan kemudian mengangkat saudara Awan Nurmawan Nuh sebagai Komsisaris,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso membacakan hasil RUPST dalam konferensi pers hari ini.
Anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut nanti baru bisa melaksanakan tugasnya secara efektif setelah dinyatakan lulus fit and porper test dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RUPST BRI juga mengangkat kembali tiga direksi yang sudah habis masa jabatannya. Ketiga direksi tersebut adalah Sunarso tetap menjadi Direktur Utama, Supari tetap sebagai Direktur Bisnis Mikro dan Ahmad Solichin Lutfiyanto tetap sebagai Direktur Kepatuhan.
Dengan demikian susunan pengurus baru BRI menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: Rofikoh Rokhim
Komisaris: Awan Nurmawan Nuh*
Komisaris: Rabin Indrajad Hattari
Kosisaris Independen: Dwi Ria Latifa
Komisaris Independen: Hendrikus Ivo
Komisaris Independen: Heri Sunaryadi
Komisaris Independen: Agus Riswanto
Komisaris Independen: Paripurna Poerwoko Sugarda
Komisaris Independen:Nurmaria Sarosa
Anggota Direksi
Direktur Utama : Sunarso
Wakil Direktur Utama : Catur Budi Harto
Direktur Bisnis Mikro: Supari
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah: Amam Sukriyanto
Direktur Bisnis Konsumer: Handayani
Direktur Human Capital: Agus Winardono
Direktur Keuangan: Viviana Dyah Ayu Retno K.
Direktur Digital and Teknologi Informasi: Arga M. Nugraha
Direktur Manajemen Risiko: Agus Sudiarto
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan:Agus Noorsanto
Direktur Jaringan dan Layanan: Andrijanto
Direktur Kepatuhan: Ahmad Solichin Lutfiyanto
Selain mata acara menentukan besaran pembayaran dividen dan meminta persetujuan rencana buyback saham, RUPST BRI tahun 2023 juga membahas beberapa agenda lainnya yakni :
- Menyetujui ‘Laporan Tahunan’ dan mengesahkan ‘Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan’, menyetujui ‘Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris’ serta mengesahkan ‘Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil’ untuk tahun buku 2022. Sekaligus diputuskan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan dewan komisaris atas tindakan pengawasan perseroan yang telah dijalankan selama tahun buku 2022.
- Menetapkan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan) untuk tahun buku 2023, serta tantiem untuk tahun buku 2022, bagi direksi dan dewan komisaris perseroan.
- Menunjuk akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik untuk mengaudit ‘Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2023’ serta ‘Laporan Keuangan dan Pelaksanaan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Untuk Tahun 2023’.
- Menyetujui rencana resolusi (resolution plan) perseroan dan pengkinian rencana aksi (recovery plan) perseroan.
- Laporan realisasi penggunaan dana hasil ‘Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan’ dan ‘Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I tahun 2021’.
“Dengan hasil RUPST hari ini, perseroan berkomitmen untuk menjadikan tahun 2022-2024 sebagai tahun transisi bagi pemulihan bisnis perseroan sembari memperkuat kapasitas internal perusahaan untuk dapat mendorong akselerasi bisnis pasca pandemi (strengthen the core to scale up and scope up). Penguatan atas aspek-aspek inti (dalam hal ini bisnis beserta enabler-nya) yang berimplikasi kuat terhadap kinerja perseroan, tetap terus dilakukan sebagai strategi penguatan fundamental guna menjaga kemampuan perseroan untuk tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan di tengah disrupsi dan ketidakpastian”, pungkas Sunarso.