BRIEF.ID – Hasil survei terbaru Bloomberg menunjukkan 33 ekonom memprediksi perekonomian Indonesia di Tahun 2025 menghadapi potensi resesi.
Prediksi tersebut merupakan hasil konsensus dari 33 ekonom yang disurvei Bloomberg selama rentang waktu 21 Februari 2025 hingga 26 Februari 2025.
“Sebagian besar responden memperkirakan potensi terjadinya resesi dalam 12 bulan ke depan cukup tinggi,” demikian laporan survei Bloomberg, dikutip Kamis (27/2/2025).
Disebutkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kelesuan pertumbuhan ekonomi domestik hingga berpotensi mengalami resesi datang dari dalam dan luar negeri.
Dari luar negeri, dampak perang dagang, seiring kebijakan tarif barang impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan mempengaruhi perekonomian dunia termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri, langkah Pemerintahan Prabowo Subianto menggeber efisiensi anggaran dengan merealokasi belanja negara, justru dinilai menjadi tambahan penghadang pertumbuhan ekonomi domestik, yang dapat memicu resesi.
Para ekonom juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Tahun 2025 hanya mencapai angka 5%.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru berpeluang tumbuh lebih tinggi pada 2026, diperkirakan mencapai 5,10%, dan pada 2027 akan mencapai 5,15%.
Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0,90% dibandingkan kuartal IV 2024 atau secara kuartalan atau quarter-to-quarter (qtq).
“Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi sebesar 0,90% pada kuartal I 2025, jauh lebih buruk dibandingkan prediksi sebelumnya yang masih memperkirakan akan ada pertumbuhan positif 0,20% di kuartal I 2025,” demikian laporan survei Bloomberg.
Meski demikian, para ekonom memperkirakan pada kuartal II 2025, ekonomi domestik diperkirakan tumbuh 3,60% qtq, jauh lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya sebesar 2,60%. (Bloomberg Technoz/jea)