BRIEF.ID – Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer pada Triwulan IV – 2024 tumbuh terbatas. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada Triwulan IV – 2024 yang tumbuh sebesar 1,39% year-on-year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Triwulan III – 2024 sebesar 1,46% yoy.
Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada Triwulan IV – 2024 menurun, terutama rumah tipe kecil dan menengah, di tengah peningkatan penjualan rumah tipe besar. Secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan properti residensial tercatat kontraksi sebesar 15,09% yoy.
Sementara itu, dari sisi pembiayaan, survei menunjukkan bahwa sumber utama pendanaan untuk pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 74,38%. Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 72,54% dari total pembiayaan.
Secara spasial, IHPR di 18 kota mengalami peningkatan secara tahunan, dengan 10 kota tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan. Disebutkan, perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi di Kota Pontianak dan Kota Banjarmasin, dari masing-masing sebesar 3,34% yoy dan 1,57% yoy pada Triwulan III-2024 menjadi 2,82% yoy dan 1,29% yoy pada Triwulan IV-2024.
Di sisi lain, harga rumah di beberapa kota tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama di Kota Surabaya, yang tumbuh dari 0,73% yoy menjadi 1,09% yoy.
Akselerasi harga yang cukup besar juga terjadi di Kota Balikpapan dan Pekanbaru, dari masing-masing sebesar 1,22% yoy dan 2,47% yoy menjadi 1,49% yoy dan 2,64% yoy. (nov)