BRIEF.ID – Rusia berencana membangun pembangkit listrik di Bulan pada 2036 untuk mendukung program eksplorasi jangka panjang di satelit alami Bumi.
Media internasional melaporkan bahwa rencana ini kemungkinan besar merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir (reaktor nuklir) karena dibutuhkan sumber energi yang andal di Bulan, terutama selama periode malam Bulan yang berlangsung 14 hari Bumi, waktu di mana panel surya tidak efektif.
Seperti dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu tujuan utama pembangkit ini adalah menyediakan energi bagi rover, observatorium, dan fasilitas penelitian di permukaan Bulan, termasuk Stasiun Riset Bulan Internasional yang sedang direncanakan bersama Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Badan antariksa Rusia Roscosmos pada Kamis (25/12/2025) menyatakan bahwa pembangkit itu akan memasok energi bagi wahana penjelajah dan observatorium, serta mendukung infrastruktur Stasiun Riset Bulan Internasional.
“Proyek ini merupakan langkah penting menuju pembentukan stasiun ilmiah permanen di Bulan dan peralihan dari misi satu kali ke eksplorasi Bulan jangka panjang,” kata Roscosmos.
Roscosmos juga berencana mengembangkan wahana antariksa, melakukan uji coba eksperimental berbasis darat, melaksanakan pengujian penerbangan, serta membangun infrastruktur di permukaan Bulan.
Badan antariksa itu menambahkan bahwa pada Desember 2025, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan Lavochkin Association untuk mengerjakan proyek pembangunan pembangkit listrik di Bulan hingga 2036.
Pada 3 Maret 2024, Kepala Roscosmos Yury Borisov mengatakan bahwa Rusia dan China berencana mengirimkan dan merakit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bulan antara 2033 dan 2035, menurut laporan kantor berita Rusia Interfax.
PLTN dianggap krusial karena malam hari di Bulan berlangsung selama 14 hari di Bumi, sehingga panel surya tidak cukup untuk menghidupkan stasiun riset secara permanen. (nov)


