BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terus menguat imbas Federal Reserve (The Fed) mengumumkan dimulainya pembelian kembali (buyback) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Juat (12/12/2025), kurs rupiah dibuka menguat 0,06% atau 10 poin menjadi Rp16.666 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.
Sementara di pasar spot nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,16% ke level Rp16.648 per dolar AS. Hingga pukul 12:00 WIB, nilai tukar rupiah terus menguat dan terpantau berada di level Rp16.628 per dolar AS.
Penguatan rupiah dipicu sinyal pelonggaran kebijakan moneter The Fed yang memicu pelemahan dolar AS secara meluas. Selain memangkas suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps), The Fed juga mengumumkan dimulainya buyback obligasi pemerintah AS.
Hal itu, dinilai menjadi langkah-langkah atau strategi The Fed keluar dari pengetatan kuantitatif atau Quantitative Tightening (QT) kebijakan moneter, untuk mengendalikan inflasi dan mengantisipasi ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan perang dagang.
Seperti diketahui, hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed telah memutuskan pemangkasan suku bunga The Fed atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%–3,75%. Selain itu, The Fed juga ngumumkan dimulainya kembali pembelian surat berharga negara AS senilai US$40 miliar.
Pelemahan dolar AS juga dipicu kenaikan Initial Jobless Claims (ICM) untuk pekan yang berakhir pada Sabtu (6/12/2025) menjadi 236.000 dari sebelumnya 192.000.
Angka tersebut, melampaui perkiraan konsensus sebesar 220.000, sekaliguis menandai peningkatan ICM mingguan terbesar sejak Maret 2020.
Untuk perdagangan hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi masih fluktuatif dengan kecenderungan menguat tipis di kisaran level Rp16.625 per dolar AS hingga Rp16.725 per dolar AS. (jea)


